Salah satu hal penting untuk memahami hadits nabawi ialah merujuk buku-buku penjabar hadits, sebab di dalamnya kita bisa menemukan penjelasan tentang: kosakata hadits, hadits yang menghapus dan yang dihapus, kesimpulan yang bisa dipetik dan hadits, serta riwayat-riwayat yang diperselisihkan
Para ulama Islam telah mewariskan 'perpustakaan megah' yang berisikan buku-buku tersebut. Mereka adalah para penerjemah hadits untuk umat. Ulama yang zamannya semakin dekat dengan masa nubuwwah (kenabian), biasanya penjelasan yang mereka paparkan semakin mendekati kebenaran. Termasuk di antara faktor yang menjadikan suatu buku penjabar hadits dikedepankan dibanding lainnya, manakala penulisnya sangat intens dalam memperhatikan dalil, dengan memaparkan jalur-jalur periwayatannya serta menjelaskan mana yang shohih dan mana yang tidak. Juga diutamakan pula buku yang penulisnya lebih menghindarkan diri dari fanatisme madzhab, karena terkadang hal itu mengakibatkan seseorang menyimpangkan hadits dari makna yang dikehendaki Rosul صلي الله عليه وسلم tanpa dasar yang kuat.
Di antara contoh buku penjabar hadits klasik yang mu'tamad (terpercaya/autentik): Syarhus Sunnah karya al-Baghowi, Fathul Bari karya Ibnu Rojab, dan Fathul Bari karya Ibnu Hajar al-Asqalani.
Demikianlah beberapa aturan penting, agar seseorang bisa memahami hadits Nabi صلي الله عليه وسلم dengan baik. Hanya, perlu diketahui bahwa semua aturan tersebut di atas diterapkan setelah seorang muslim memastikan keabsahan hadits yang ada di hadapannya; baik hadits tersebut dikategorikan shohih atau pun hasan.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua, Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini