Home » , » Dialog Ja'far dan Raja An-Najasyi

Dialog Ja'far dan Raja An-Najasyi

Written By Rachmat.M.Flimban on Rabu, 14 Desember 2016 | Rabu, Desember 14, 2016



JA'FAR BIN ABI THALIB رضي الله عنه
Penduduk Surga yang Bersayap
USTADZ ABU FAIZ SHOLAHUDDIN BIN MUDASIM حفظه الله

 
DIALOG JA'FAR DAN RAJA AN-NAJASYI

Hijrah yang pertama yaitu hijrahnya kaum muslimin ke Habasyah adalah saksi ketinggian kedudukan Ja'far رضي الله عنه dari sahabat lainnya. Di negeri orang tersebut, ia memperjuangkan nasib kaum muslimin yang tertindas hingga beliau dapat menjelaskan keadaan yang sesungguhnya kepada Raja an-Najasyi.
Ummu Salamah رضي الله عنها menceritakan, "Setelah kaum muslimin berhasil keluar dari Makkah dan berhijrah ke Habasyah, mereka mendapat sambutan yang hangat dari raja negeri tersebut, Raja an-Najasyi. Maka Quraisy tidak tinggal diam, mereka segera mengutus Abdullah bin Abi Rabi'ah dan Amru bin al-Ash dengan membawa hadiah yang mahal bertujuan untuk mengembalikan kaum muslimin ke Makkah dalam keadaan terbelenggu. Segala taktik jahat dan tipu muslihat mereka lakukan untuk melancarkan misi tersebut. Tidak ketinggalan strategi suap pun mereka lakukan untuk melicinkan jalan. Mereka memberikan hadiah yang mahal kepada setiap orang terdekat raja agar memihak kepada mereka.
Lalu keduanya (Abdullah bin Abi Rabi'ah dan Amru bin al-Ash) memberikan hadiah kepada an-Najasyi dan beliau pun menerimanya, lalu mereka mengatakan, "Wahai Raja an-Najasyi, sungguh telah datang ke negerimu anak-anak kemarin sore yang bodoh, yang mereka telah murtad dari agama kaumnya dan juga tidak masuk ke dalam agamamu (Nasrani), namun mereka datang dengan membawa ajaran yang baru yang kami dan Anda tidak mengetahuinya. Oleh karenanya, kaum kami telah mengutus kami untuk mengembalikan mereka dan memberi pelajaran kepada mereka." Lalu orang-orang terdekat raja pun membenarkan ucapan tersebut.
Namun an-Najasyi dengan kearifan dan keadilannya dia justru marah besar seraya mengatakan, "Mereka adalah suatu kaum yang telah bertamu ke negeriku. Mereka memilih untuk singgah di negeriku tidak pada yang lainnya, maka aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian sebelum aku mendengar langsung pengakuan mereka, bila kejadiannya adalah seperti yang kalian katakan maka mereka akan kami serahkan, namun bila tidak maka aku akan berbuat baik kepada para tamu yang datang kepadaku."
Maka saat itulah Ja'far رضي الله عنه berorasi menjelaskan kepada raja, "Wahai Sang Raja, dahulu kami adalah suatu kaum jahiliah (dalam kebodohan), kami menyembah patung, memakan bangkai, mengerjakan perbuatan yang keji, memutus silaturahmi, menyakiti tetangga, yang kuat menindas yang lemah, dahulu keadaan kami demikian itu hingga Allah عزّوجلّ mengutus kepada kami seorang nabi, yang kami sangat mengetahui nasabnya, kejujurannya, amanahnya, lalu nabi itu mengajak kami untuk hanya menyembah Allah, menauhidkan-Nya, dan meninggalkan sembahan kami dan sembahan bapak-bapak kami berupa patung kayu dan batu, dan nabi itu memerintah kami untuk berkata jujur, menyampaikan amanah, menyambung silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga, menahan diri dari perbuatan keji dan permusuhan, meninggalkan perbuatan keji dan berdusta, dan dari memakan harta anak yatim, dan memerintah kami agar hanya beribadah kepada Allah عزّوجلّ semata dan menjauhi kesyirikan, memerintah kami agar mengerjakan shalat, zakat, puasa, lalu kami pun membenarkan nabi tersebut, kami beriman dengannya dan kami mengikuti seruannya. Namun, kaum kami telah berbuat zalim kepada kami, mereka menyiksa kami, mereka meneror kami, mereka menginginkan agar kami kembali kepada agama mereka menyembah berhala, dan agar kami berbuat seperti yang mereka kerjakan, maka tatkala kami dipaksa dan dizalimi dan hal itu terasa berat bagi kami, maka lalu kami keluar menuju negeri Paduka, kami memilih Paduka dari selainnya dan kami berharap kebaikan Paduka sehingga kami tidak dizalimi di dalam negeri Paduka ini, wahai Sang Raja."
Lalu Raja an-Najasyi bertanya, "Apakah engkau bisa menyebutkan sebagian ajaran yang dibawa oleh nabi tersebut?" Ja'far رضي الله عنه menjawab, "Tentu." An-Najasyi berkata, "Bacakanlah kepadaku." Lalu Ja'far رضي الله عنه membaca beberapa ayat di awal-awal surat Maryam.
Mendengar bacaan Ja'far رضي الله عنه, tiba-tiba Raja an-Najasyi menangis tersedu-sedu hingga jenggotnya basah dengan air mata. Melihat itu, para pendeta di tempat itu pun ikut menangis hingga membasahi kitab-kitab yang ada di tangan mereka. An-Najasyi mengatakan, "Sungguh apa yang dibawa oleh nabi tersebut berasal dari sumber yang sama dengan yang dibawa oleh Nabi Isa (عليه السلام). Pergilah kalian (wahai utusan Quraisy) dan aku tidak akan menyerahkan mereka (kaum muslimin) kepada kalian."1

1. Lihat secara lengkap Majma' az-Zawa 'id 6/28 dan Musnad Ahmad: 291.

 

Sumber: Majalah Al-Furqon No.138 Ed 01 Th. Ke-13_1434 H

Disalin dari eBook.IBNUMAJJAH.COM

Sources of articles by :  Ibnumajjah.com

Print Friendly and PDFPrint Article
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini

Total Tayangan Halaman

Translate to your language


Negara Pengunjung

Flag Counter

KALENDER HIJRIYAH



 
Support : Link Palem 3 | Al Islam | 4 Muslim
Copyright © 2013. Mushola Nurul Iman - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
-->