Sumber: Majalah Al-Furqon No.138 Ed 01 Th. Ke-13_1434 H
Dialog Ja'far dan Raja An-Najasyi
Written By Rachmat.M.Flimban on Rabu, 14 Desember 2016 | Rabu, Desember 14, 2016
JA'FAR BIN ABI THALIB رضي الله عنه
Penduduk Surga yang Bersayap
USTADZ ABU FAIZ SHOLAHUDDIN BIN
MUDASIM حفظه الله
DIALOG JA'FAR DAN RAJA AN-NAJASYI
Hijrah yang pertama yaitu hijrahnya kaum
muslimin ke Habasyah adalah saksi ketinggian kedudukan Ja'far رضي الله عنه dari
sahabat lainnya. Di negeri orang tersebut, ia memperjuangkan nasib kaum muslimin
yang tertindas hingga beliau dapat menjelaskan keadaan yang sesungguhnya kepada
Raja an-Najasyi.
Ummu Salamah رضي الله عنها menceritakan, "Setelah
kaum muslimin berhasil keluar dari Makkah dan berhijrah ke Habasyah, mereka
mendapat sambutan yang hangat dari raja negeri tersebut, Raja an-Najasyi. Maka
Quraisy tidak tinggal diam, mereka segera mengutus Abdullah bin Abi Rabi'ah dan
Amru bin al-Ash dengan membawa hadiah yang mahal bertujuan untuk mengembalikan
kaum muslimin ke Makkah dalam keadaan terbelenggu. Segala taktik jahat dan tipu
muslihat mereka lakukan untuk melancarkan misi tersebut. Tidak ketinggalan
strategi suap pun mereka lakukan untuk melicinkan jalan. Mereka memberikan
hadiah yang mahal kepada setiap orang terdekat raja agar memihak kepada mereka.
Lalu keduanya (Abdullah bin Abi Rabi'ah
dan Amru bin al-Ash) memberikan hadiah kepada an-Najasyi dan beliau pun
menerimanya, lalu mereka mengatakan, "Wahai Raja an-Najasyi, sungguh telah
datang ke negerimu anak-anak kemarin sore yang bodoh, yang mereka telah murtad
dari agama kaumnya dan juga tidak masuk ke dalam agamamu (Nasrani), namun mereka
datang dengan membawa ajaran yang baru yang kami dan Anda tidak mengetahuinya.
Oleh karenanya, kaum kami telah mengutus kami untuk mengembalikan mereka dan
memberi pelajaran kepada mereka." Lalu orang-orang terdekat raja pun membenarkan
ucapan tersebut.
Namun an-Najasyi dengan kearifan dan
keadilannya dia justru marah besar seraya mengatakan, "Mereka adalah suatu kaum
yang telah bertamu ke negeriku. Mereka memilih untuk singgah di negeriku tidak
pada yang lainnya, maka aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian sebelum
aku mendengar langsung pengakuan mereka, bila kejadiannya adalah seperti yang
kalian katakan maka mereka akan kami serahkan, namun bila tidak maka aku akan
berbuat baik kepada para tamu yang datang kepadaku."
Maka saat itulah Ja'far رضي الله عنه
berorasi menjelaskan kepada raja, "Wahai Sang Raja, dahulu kami adalah
suatu kaum jahiliah (dalam kebodohan), kami menyembah patung, memakan bangkai,
mengerjakan perbuatan yang keji, memutus silaturahmi, menyakiti tetangga, yang
kuat menindas yang lemah, dahulu keadaan kami demikian itu hingga Allah عزّوجلّ
mengutus kepada kami seorang nabi, yang kami sangat mengetahui nasabnya,
kejujurannya, amanahnya, lalu nabi itu mengajak kami untuk hanya menyembah
Allah, menauhidkan-Nya, dan meninggalkan sembahan kami dan sembahan bapak-bapak
kami berupa patung kayu dan batu, dan nabi itu memerintah kami untuk berkata
jujur, menyampaikan amanah, menyambung silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga,
menahan diri dari perbuatan keji dan permusuhan, meninggalkan perbuatan keji dan
berdusta, dan dari memakan harta anak yatim, dan memerintah kami agar hanya
beribadah kepada Allah عزّوجلّ semata dan menjauhi kesyirikan, memerintah kami
agar mengerjakan shalat, zakat, puasa, lalu kami pun membenarkan nabi tersebut,
kami beriman dengannya dan kami mengikuti seruannya. Namun, kaum kami telah
berbuat zalim kepada kami, mereka menyiksa kami, mereka meneror kami, mereka
menginginkan agar kami kembali kepada agama mereka menyembah berhala, dan agar
kami berbuat seperti yang mereka kerjakan, maka tatkala kami dipaksa dan
dizalimi dan hal itu terasa berat bagi kami, maka lalu kami keluar menuju negeri
Paduka, kami memilih Paduka dari selainnya dan kami berharap kebaikan Paduka
sehingga kami tidak dizalimi di dalam negeri Paduka ini, wahai Sang Raja."
Lalu Raja an-Najasyi bertanya, "Apakah
engkau bisa menyebutkan sebagian ajaran yang dibawa oleh nabi tersebut?" Ja'far
رضي الله عنه menjawab, "Tentu." An-Najasyi berkata, "Bacakanlah kepadaku." Lalu
Ja'far رضي الله عنه membaca beberapa ayat di awal-awal surat Maryam.
Mendengar bacaan Ja'far رضي الله عنه,
tiba-tiba Raja an-Najasyi menangis tersedu-sedu hingga jenggotnya basah dengan
air mata. Melihat itu, para pendeta di tempat itu pun ikut menangis hingga
membasahi kitab-kitab yang ada di tangan mereka. An-Najasyi mengatakan, "Sungguh
apa yang dibawa oleh nabi tersebut berasal dari sumber yang sama dengan yang
dibawa oleh Nabi Isa (عليه السلام). Pergilah kalian (wahai utusan Quraisy) dan
aku tidak akan menyerahkan mereka (kaum muslimin) kepada kalian."1
1. Lihat secara lengkap Majma' az-Zawa 'id
6/28 dan Musnad Ahmad: 291.
Disalin dari eBook.IBNUMAJJAH.COM
wreter by :
Rachmat.M.MA, Flimban
Arsip :
Duta Asri Palem 3
Print Article
Related Articles
Jika Anda menikmati artikel ini tinggal klik disini, atau berlangganan untuk menerima artikel terbaru .
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini