Related categories : Sirah, Sejarah
Transcribed on: 17 Oktober 2014,
Sirah
Sumber : Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Sirah (teks Arab: السيرة) artinya adalah
perincian hidup seseorang atau sejarah hidup seseorang.
Pengertian Sirah
|
|
Sirah Nabawiyah (paling kiri) di antara Sirah Shahabah dan
Shahabiyah, dan Sirah Tabi'in |
bnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti as-sirah
menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku[1].
Menurut istilah umum, artinya adalah perincian hidup seseorang atau
sejarah hidup seseorang.
Sirah nabawiyah
|
Kitab "Sejarah Dunia", "Sirah Nabawiyah", dan "Sirah Khalifah
Ar-Rasyidun" |
Seringkali sirah dimaksudkan sebagai "Sirah Nabawiyah", menurut
istilah syar'i maksud dari as-sirah an-nabawiyah adalah Ilmu yang
kompeten yang mengumpulkan apa yang diterima dari fakta-fakta sejarah
kehidupan Nabi Muhammad S.A.W secara komprehensif dari sifat-sifatnya,
etika dan moral[2].
Ruang lingkup
|
Sirah Nabawiyah berisi perincian kisah hidup rasulullah, yakni
asal-muasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum beliau
dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada kelahiran beliau, masa kecil,
remaja, dewasa, pernikahan, menjadi nabi, serta perjuangan-perjuangan
beliau dalam menegakkan Islam hingga akhir hayatnya.
|
Kitab "Sejarah Islam" karya Imam Adz-Dzahabi yang berjumlah 53 jilid |
Perbedaan sirah nabawiyah dengan sejarah
|
Sirah Nabawiyah dan sejarah memiliki arti yang serupa
namun sejarah bersifat lebih umum dan sirah lebih khusus, dilihat dari
sumber, perincian dan tujuannya, seperti:
Sirah berasal dari kata saraha berarti perjalanan hidup sedangkan
sejarah berasal dari kata syajarah (syajaratun) bermaksud pohon.
Sirah Nabawiyah pembahasannya bertumpu kepada perjalanan dan kisah hidup
Nabi Muhammad S.A.W secara rinci. Pembahasan juga menekankan sifat
pribadi, akhlak serta cara beliau menjalani kehidupan sehari yang bisa
diteladani. Sedangkan sejarah pembahasannya hanya mengenai
peristiwa-peristiwa yang dianggap penting yang terjadi pada masa lampau.
Lebih difokuskan kepada perkembangan peradaban ataupun perkembangan
suatu zaman.
Sirah Nabawiyah bersumber hanya dari ayat Al-Quran, hadits nabi, dan
riwayat para sahabat beliau. Sedangkan sejarah melalui sumber primer (bukti-bukti
dan rujukan yang kukuh), sekunder (penyelidikan), dan lisan (saksi).
Sirah mengkhususkan kepada seseorang individu sedangkan sejarah kepada
peristiwa dan pelakunya.
Kedudukan fakta Sirah Nabawiyah tidak bisa berubah karena kejadian telah
tercatat di dalam al-Quran, hadits dan riwayat sahabat (tidak ada yang
baru). Sedangkan sejarah bisa saja berubah dengan ditemukannya sumber
ataupun bukti yang lebih awal (baru) atau jelas dari sumber sebelumnya (lebih
tua)[3].
Sirah Nabawiyah bertujuan sebagai pemberi teladan, contoh dan pendukung
sejarah Islam.
Versi Sirah Nabawiyah
|
Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam dan Al-Mubarakfuri dalam terjemahan
bahasa Indonesia |
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Sirah Nabawiyah
Diantara versi Sirah Nabawiyah yang diterima dan memiliki kedudukan
adalah:
Sirah Ibnu Hisyam, yakni sirah yang dianggap sebagai sirah tertua
yang masih tersedia saat ini dari kalangan Sunni.
Rahiqul Makhtum karya Al-Mubarakfurri, yakni sirah nabawiyah yang
memiliki kriteria ketat dalam penyusunan dan hanya memasukan riwayat
yang benar-benar shahih. Kitab ini mendapat peringkat pertama dalam
kompetisi Penulisan Sirah Nabawiyah yang diselenggarakan oleh Rabithah
Alam Islami. Kitab ini menjadi populer dan telah diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa.
Sirah Ibnu Ishaq, yakni sirah nabawiyah yang telah hilang buku aslinya,
sedangkan yang beredar sekarang ini adalah hasil saduran para ulama dari
Sirah Ibnu Hisyam.
Sirah Nabawiyah kemudian disusun oleh penulis kontemporer baik dari
kalangan Muslim maupun orientalis, hanya saja sumber yang digunakan
kadangkala dikritik, mulai dari keshahihan riwayatnya, pendapat pribadi,
dan sumber yang bertentangan atau campur aduk.[4]
Rujukan
|
|
-
Lisanul Arab, Ibnul Mandzur.
-
^
http://asiri.net/seerah/seerah.htm
-
^
http://musholanuruliman.blogspot.com/2014/10/perbandingan-sirah-dan-sejarah.html
-
^ Yakni mencampur atau menggunakan salah satu
sumber dari Sunni dan Syi'ah, padahal keduanya berbeda pendapat
dalam hal tersebut. Misal ketika Sunni menolak kevalidan riwayat
Syi'ah atau sebaliknya.
|
|
Rewritten by : Rachmat Machmud end Republished by : Redaction Duta Asri Palem 3
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini