Home »
fatwa_ulama
» Fatwa Ulama: Manakah Yang Lebih Dulu? Islam Atau Iman?
Fatwa Ulama: Manakah Yang Lebih Dulu? Islam Atau Iman?
Written By Rachmat.M.Flimban on Senin, 16 Desember 2013 | Senin, Desember 16, 2013
Soal:
Manakah yang
lebih dulu, iman terlebih dahulu ataukah Islam? Dan apa alasannya?
Jawab:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد
Rasulullah Shallallahu'alaihi
Wasallam membedakan antara penamaan Islam dengan Iman melalui hadits
Jibril. Rasul Shallallahu'alaihi
Wasallambersabda
الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة
وتصوم رمضان وتجح البيت إن استطعت إليه سبيلا… الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته
وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره
“Islam
itu adalah bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah. Engkau mendirikan shalat, menunaikan
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji di baitullah jika mampu”. “Iman
adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatnya, kitab-kitabnya,
Rasul-rasulnya, beriman kepada hari akhir serta beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk” (HR Muslim)
Hadits di atas,
Nabi menetapkan agama menjadi 3 tingkatan. Yang paling tinggi adalah Ihsan,
pertengahannya adalah Iman dan yang terakhir adalah Islam.
Dan sebagian
ulama berpendapat bahwasanya Islam itu adalah perkataan, sedangkan Iman itu
adalah perbuatannya. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa keduanya adalah
satu hal yang sama.
Imam Nawawi
berkata: “Al-Khaththaabi berkata: 'Dan yang benar dari hal tersebut adalah
menggabungkan antara keduanya, tidak membedakannya. Karena seorang Muslim
terkadang disebut Mu’min pada sebagian keadaan, dan terkadang tidak bisa
dikatakan Mu’min pada keadaan lainnya. Sedangkan seorang yang Mu’min adalah
seorang yang Muslim pada setiap keadaannya. Maka setiap Mu’min adalah Muslim,
namun tidaklah setiap Muslim itu adalah Mu’min. Dan pokok dari Iman adalah
pembenaran. Sedangkan pokok dari Islam adalah ketundukan. Terkadang seseorang
terlihat sebagai orang yang tunduk (islam), namun tidak sejalan dengan hatinya.
Dan terkadang pula benar dalam hatinya, namun tidak sejalan dengan perbuatannya.
Al-Baghawi
berkata: 'Nabi Shallallahu‘alaihi
wasallam menjadikan Islam
sebagai suatu nama yang tampak dari perbuatan, dan menjadikan iman sebagai
sebuah nama dari bentuk perbuatan hati yang berupa keyakinan. Hal tersebut
dikarenakan amal perbuatan bukanlah termasuk ke dalam Iman, dan pembenaran dalam
hati bukan termasuk ke dalam Islam. Akan tetapi hal tersebut perlu perincian
dalam setiap keadaan, karena terkadang Islam dan Iman itu maknanya satu yaitu
agama.
Pembenaran dalam
hati dan amal perbuatan, keduanya mencakup nama Iman dan Islam seluruhnya. Hal
ini sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya
Agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam” (QS. Al-Imran:19),
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
“Barangsiapa
yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima (agama tersebut)”
(QS. Al-Imran 85).
Dari hal ini
Allah Ta’ala mengabarkan
bahwa agama yang diridhoi dan diterimaNya sebagai sebuah agama bagi
hamba-hambanya adalah Al-Islam. Dan agama seseorang tidak mungkin dapat diterima
dan diridhoi melainkan dengan disertai pembenaran di dalam hati dan amal
perbuatan. (sampai sini nukilan dari Imam An Nawawi)
Dari keterangan
tersebut, maka Islam datang terlebih dahulu, kemudian harus disertai dengan
Iman, sehingga menjadi Agama yang diterima di sisi Allah. Ibnu Katsir berkata:
“setelah Islam ada tingkatan selanjutnya yang lebih tinggi yaitu Iman”.
Sumber Artikel Muslim.Or.Id
Related Articles
Jika Anda menikmati artikel ini tinggal klik disini, atau berlangganan untuk menerima artikel terbaru .
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini