Artikel : Akhlak
Oleh
Syaikh Su’aiyyid bin Hulaiyyil Al-Umar
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar, untuk memenangkannya diatas segenap agama, dan cukuplah Allah
sebagai saksi.
Semoga shalawat serta salam atas Nabi kita Muhammad, pengemban ajaran yang
bersih dan murni, demikian juga atas keluarga, para sahabat dan pengikutnya,
serta siapa saja yang meneladani dan berpedoman pada ajaran beliau sampai hari
kiamat nanti. Amma ba’du.
Di dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita agar menetapi jalan petunjuk yang
lurus dengan firman-Nya.
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalaj jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalannya, yang demikian itu diperintahkan Allah
agar kamu bertakwa” [al-An’am/6 : 153]
Allah melarang kita menyelisihi ajaran Nabi-Nya dengan firmanNya.
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ
يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih” [an-Nur/24 : 63]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita melalui sabdanya.
“Artinya : Sungguh, siapa saja diantara kalian yang hidup setelahku, pasti akan
menjumpai perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh
dengan sunnahku dan sunnah Al-Khulafa ar-Rasyidin yang telah diberi petunjuk
sepeninggalku” [HR Tirmidzi dan Abu Dawud, shahih]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberitakan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari jalur Aisyah bahwa siapa saja yang mencari-cari perkataan
(dalil) yang samar, pasti dia akan tergelincir, yaitu ketika beliau
bersabda.
“Artinya : Jika kalian, melihat orang-orang yang mencari-cari dalil-dalil yang
samar, maka merekalah orang-orang telah disebut oleh Allah, sehingga hendaklah
kalian berhati-hati dari mereka”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan dengan keras dari
ulama yang mengajak kepada kesesatan dalam sabdanya.
“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (agama) dari manusia sekaligus,
akan tetapi Allah mencabut ilmu (agama) dengan cara mewafatkan para ulama,
sampai tidak tersisa seorang ulama-pun, sehingga manusia akan mengangkat para
pemimpin yang bodoh (dalam ilmu agama). Ketika para pemimpin yang bodoh tersebut
ditanya, maka mereka akan berfatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan”.
Pada lafadz Bukhari :
“ Maka mereka berfatwa sesuai dengan akal pikiran mereka”
Betapa banyak orang-orang seperti ini di zaman kita, suatu zaman yang segala
urusan di dalamnya bercampur aduk serta samar-samar bagi orang yang ilmunya
sedikit, sehingga mereka mengikuti hawa nafsu mayoritas manusia, baik dalam
kebenaran maupun kebatilan, kemudian takut mengungkapkan kebenaran, karena
menyelisihi pendapat masyarakat umum dan mereka lebih memilih mayoritas manusia,
terlebih lagi di zaman yang kacau dan serba global ini, komunikasi begitu mudah
dan cepat, maka muncullah slogan-slogan heboh : demokrasi, liberal, hak-hak
wanita, hak azasi manusia (HAM), persamaan gender dan yang semisalnya.
Ini semua diterima oleh orang-orang yang hatinya menyimpang atau yang telah
dididik oleh barat, kemudian di tulis di koran-koran dan disebarkan melalui
media masa, gaungnya begitu kuat, sehingga disangka oleh masyarakat, bahwa itu
semua merupakan suatu kebenaran, padahal ini merupakan kebatilan yang paling
buruk.
Di antara slogan bodoh muncul adalah demonstrasi, pencetusnya adalah orang-orang
kafir, mereka roang-orang yang tidak menghiraukan dalil dan tidak menggunakan
akal. Kemudian penyakit ini berpindah ke negeri-negeri kaum muslimin melalui
didikan barat.
Kita mengetahui bahwa api fitnah, bid’ah dan slogan menyialaukan muncul di saat
jumlah para ulama sedikit, dan akan padam kobarannya ketika para ulama masih
banyak.
Sungguh Allah telah menjaga negeri Al-Haramain (Mekkah dan Madinah) dari
berbagai fitnah dan kejahatan yang besar serta bid’ah, berkat anugrah Allah,
kemudian karena adanya kumpulan para ulama rabbaniyyin yang tidak takut celaan
manusia ketika membela agama Allah, setiap kali tanduk bid’ah muncul, maka
mereka segera menumpasnya, begitupula setiap kali leher ahlul bid’ah terangkat,
maka mereka segera menundukkannya dengan ilmu syari’at, penjelasan ilahi, sunnah
Nabi dan atsar para Salaf.
Sama sekali, saya tidak menyangka akan muncul generasi Al-Haramain yang mengajak
kepada slogan jahiliyyah ini, sampai akhirnya benar-benar muncul. Dan kita yakin,
bahwa mereka terpengaruh oleh orang-orang luar, atau mereka berfatwa tanpa dasar
ilmu. Maka ada yang bertanya : Apa hukum demonstrasi-demonstrasi ini ?
Jawab.
Demonstrasi adalah bid’ah ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Pertama.
Demonstrasi ini digunakan untuk menolong agama Allah, dan meninggikan derajat
kaum muslimin, lebih-lebih di negeri-negeri Islam.
Dengan demikian, menurut pelakunya, demonstrasi merupakan ibadah, bagian dari
jihad. Sedangkan kita telah memahami, bahwa hukum asal ibadah adalah terlarang,
kecuali jika ada dalil yang memerintahkannya.
Dari sudut pandang ini, demonstrasi merupakan bid’ah dan perkara yang
diada-adakan di dalam agama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya :
Siapa saja yang membuat ajaran baru dalam agama ini dan bukan
termasuk bagian darinya maka akan tertolak” [HR Muttafaqun Alaih]
Diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari secara mu’allaq.
“Artinya : Siapa saja yang melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan,
maka amalan tersebut tertolak”.
Kedua.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkena fitnah dan ujian para sahabat
sepeninggal beliau juga demikian, seperti peperangan dengan orang-orang murtad,
tidak ketinggalan pula umat beliau selama berabad-abad juga diuji. Akan tetapi
mereka semua tidak demonstrasi. Jika demonstrasi itu baik, tentunya mereka akan
mendahului kita untuk melakukannya.
Ketiga
Sebagian orang menisbatkan demonstrasi kepada Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu
‘anhu, dan ini sama sekali tidak benar, karena keshahihan riwayatnya tidak
diakui oleh para ulama. Maka penisbatan demonstrasi kepada Umar merupakan
kedustaan atas nama beliau sang pembeda (Al-Faruq) Radhiyallahu ‘anhu yang masuk
Islam terang-terangan dan berhijrah di siang bolong.
Keempat
Di dalam demonstrasi ada tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir,
padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan
mereka” [HR Abu Dawud dengan sanad yang hasan]
Hal ini dikarenakan demonstrasi tidak dikenal dalam sejarah kaum muslimin
kecuali setelah mereka bercampur baur dengan orang-orang kafir.
Kelima
Demonstrasi secara umum tidak akan bisa digunakan untuk membela kebenaran dan
tidak akan bisa digunakan untuk mengugurkan kebatilan. Terbukti, seluruh dunia
demonstrasi untuk menghentikan kebengisan Yahudi di Palestina, apakah kebiadaban
Yahudi berhenti? Atau apakah kejahatan mereka semakim menjadi-jadi karena
melihat permohonan tolong orang-orang lemah ?!!
Jika ada orang yang mengatakan : Demonstrasi merupakan perwujudan amar ma’ruf
dan nahi mungkar. Maka kita katakan : Kemungkaran tidak boleh diingkari dengan
kemungkaran yang semisalnya. Karena kemungkaran tidak akan diingkari kecuali
oleh orang yang bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan, sehingga dia
akan mengingkari kemungkaran tersebut atas dasar ilmu dan pengetahuan. Tidak
mungkin kemungkaran bisa diingkari dengan cara seperti ini.
Keenam.
Termasuk misi rahasia sekaligus segi negative demonstrasi adalah, bahwa
demonstrasi merupakan alat dan penyebab habisnya semangat rakyat, karena ketika
mereka keluar, berteriak-teriak dan berkeliling di jalanan, maka mereka kembali
ke rumah-rumah mereka dengan semangat yang telah sirna serta kecapaian yang luar
biasa.
Padahal, yang wajib bagi mereka adalah menggunakan semangat tersebut untuk taat
kepada Allah, mempelajari ilmu yang bermanfaat, berdo’a dan mempersiapkan diri
untuk menghadapi musuh, sebagai bentuk pengamalan firman Allah.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ
تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا
تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya ; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada
jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)” [al-Anfaal/8 : 60]
Ketujuh
Di dalam demonstrasi tersimpan kemungkaran yang begitu banyak, seperti keluarnya
wanita (ikut serta demonstrasi, padahal seharusnya dilindungi di dalam rumah,
bukan dijadikan umpan,-pent), demikian juga anak-anak kecil, serta adanya
ikhtilath, bersentuhannya kulit dengan kulit, berdua-duan antara laki-laki dan
perempuan, ditambah lagi hiasan berupa celaan, umpatan keji, omongan yang tidak
beradab ? Ini semua menunjukkan keharaman demonstrasi.
Kedelapan
Islam memberikan prinsip, bahwa segala sesuatu yang kerusakannya lebih banyak
dari kebaikannya, maka dihukumi haram.
Mungkin saja demonstrasi berdampak pada turunnya harga barang-barang dagangan,
akan tetapi kerusakannya lebih banyak dari kemaslahatannya, lebih-lebih jika
berkedok agama dan membela tempat-tempat suci.
Kesembilan
Demonstrasi, terkandung di dalamnya kemurkaan Allah dan juga merupakan protes
terhadap takdir, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka. Jika
mereka ridho, maka mereka akan diridhoi oleh Allah. Jika mereka marah, maka
Allah juga marah kepada mereka”.
Sebelum perang Badr Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beristighatsah (memohon
pertolongan di waktu genting,-pent) kepada Allah.
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ
مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
“(Ingatlah), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :Sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut-turut” [al-Anfaal/8 : 9]
Beliau juga merendahkan diri kepadaNya sampai selendang beliau terjatuh, Beliau
memerintahkan para sahabat untuk bersabar menghadapi siksaan kaum musyrikin.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya sama sekali tidak
pernah mengajak demonstrasi padahal keamanan mereka digoncang, mereka disiksa
dan didzalimi. Maka, demonstrasi bertentangan dengan ajaran kesabaran yang
diperintahkan oleh Allah ketika menghadapi kedzaliman para penguasa, dan ketika
terjadi tragedi dan musibah.
Kesepuluh
Demonstrasi merupakan kunci yang akan menyeret pelakunya untuk memberontak
terhadap para penguasa, padahal kita dilarang melakukan pemberontakan dengan
cara tidak membangkang kepada mereka.
Betapa banyak demonstrasi yang mengantarkan suatu negara dalam kehancuran,
sehingga timbullah pertumpahan darah, perampasan kehormatan dan harta benda
serta tersebarlah kerusakan yang begitu luas.
Kesebelas.
Demonstasi menjadikan orang-orang dungu, wanita dan orang-orang yang tidak
berkompeten bisa berpendapat, sehingga mungkin tuntutan mereka dipenuhi meskipun
merugikan mayoritas masyarakat, sehingga dalam perkara yang besar dan berdampak
luas orang-orang yang bukan ahlinya ikut berbicara.
Bahkan orang-orang dungu, jahat dan kaum wanita merekalah yang banyak
mengobarkan demonstrasi, dan mereka yang mengontak dan memprovokasi massa (!)
Kedua belas.
Para pengobar demonstrasi senang terhadap siapa saja yang berdemo dengan mereka,
walaupun dia seorang pencela sahabat Nabi, tukang ngalap berkah dari
kuburan-kuburan bahkan sampaipun orang-orang musyrik, sehingga akan anda dapati
seorang yang berdemo dengan mengangkat Al-Qur’an, disampingnya mengangkat salib
(Nasrani), yang lain membawa bintang Dawud (Yahudi), dengan demikian maka
demonstrasi merupakan lahan bagi setiap orang yang menyimpang, kafir dan ahli
bid’ah.
Ketiga belas
Hakikat para demonstran adalah orang-orang yang hidup di dunia menebarkan
kerusakan, mereka membunuh, merampas, membakar, mendzalimi jiwa dan harta benda.
Sampai-sampai ada seorang pencuri menyatakan : Sesungguhnya kami gembira jika
banyak demonstrasi, karena hasil curian dan rampasan menjadi banyak bersamaan
dengan berjalannya para demonstran (!).
Kempat belas
Para pendemo hakekatnya, mengantarkan jiwa mereka menuju pembunuhan dan siksaan,
berdasarkan firmanNya.
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” [an-Nisaa/4 : 29]
Karena pasti akan terjadi bentrokan antara para demosntran dan petugas keamanan,
sehingga mereka akan disakiti dan dihina, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda.
“Artinya : Seorang mukmin tidak boleh menghinakan dirinya. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimana seorang mukmin menghinakan dirinya ?
Beliau menjelaskan : (yakni) dia menanggung bencana diluar batas kemampuannya”
[HR Turmudzi, hasan]
Sebagai penutup, saya memohon kepada Allah agar menampakkan kepada kita, yang
benar itu benar, dan memudahkan kita untuk mengikutinya. Demikian juga, semoga
Allah melindungi kita dari fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, serta
mengampuni dosa-dosa kita, kedua orang tua dan para ulama kita. Tidak lupa pula
semoga Allah memberikan taufiqNya kepada para penguasa muslim agar mereka
memberikan yang terbaik bagi negeri dan rakyat mereka, dan lebih dari itu semoga
Allah menolong para penguasa muslim tersebut untuk berhukum dengan Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi-Nya. Amin. Semoga Allah memberikan shalawat dan salamNya kepada Nabi
kita Muhammad, beserta keluarganya.
[Majalah Al-Asholah edisi-38 halaman 76-80. Diterjemahkan Imam Wahyudi Lc]
[Disalin dari majalah Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyyah Vol 5 No. 5 Edisi 29-Rabiuts
Tsani 1428H, Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad As-Salafy Surabaya. Jl.Sidotopo Kidul
No. 51 Surabaya]
Kami Berpaya Mengikat Ilmu Bermanfaat yang ada Pada Kami, Dengan Tulisan Dan
Kemudian Menyebarluaskan Kepada Publik Melalui Media Maya,.Mudah-Mudahan
Dapat Memberi Kebaikan Bagi Kita.
Saya Berhasyrat Kuat Untuk Menyebarkan Ilmu Yang Saya Ketahui, Agar
Dapat Bermanfaat Bagi Sesama, Mudah-Mudahan Postingan ini Mampu Menjadi Ladang
Menambah Ke-Imanan dan Amal Soleh.
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini