Home » » Syarah Doa Kaffaratul Majelis

Syarah Doa Kaffaratul Majelis

Written By Rachmat.M.Flimban on Jumat, 14 Februari 2014 | Jumat, Februari 14, 2014

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Mahasuci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Yang berhak disembah, kecuali Engkau. Aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.”[1]

Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Hurairah dan lain-lain Radhiyallahu Anhum.
Di dalamnya disebutkan sabdanya Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai berikut.

مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ… إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ

“Barangsiapa duduk dalam suatu majelis, dan banyak suara kegaduhan di dalamnya, sehingga dia sebelum berdiri dan majelisnya itu mengucapkan … tiada lain diampuni Allah semua apa yang terjadi dalam majelisnya itu.”

Hadits ini memiliki lafazh-lafazh lain yang datang dari para shahabat yang lain pula.

Ungkapan ، لَغَطُهُ اللَّغْطُ adalah suara dan kegaduhan. Sedangkan yang dimaksud adalah ucapan-ucapan yang tidak bermoral dan perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat. Dalam hadits ini larangan membuat suara-suara yang kosong dari nilai dan omongan yang tidak memberikan faidah.

Dalam hadits itu penjelasan tentang kaffarah majelis, dan do’a yang ada adalah di bagian akhir majelis itu.
Do’a itu mencakup upaya menjauhkan Allah Ta’ala dari berbagai cacat dan kekurangan. Di dalamnya juga penetapan uluhiyah hanya bagi Allah Ta’ala Yang tiada sekutu bagi-Nya. Kemudian kembali kepada Allah Ta’ala dengan pencakuan akan segala dosa dalam rangka meminta ampunan dan taubat.

Ungkapan مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ ‘semua apa yang terjadi dalam majelisnya itu’, dengan kata lain, dari dosa-dosa selain penzaliman atas para hamba.[]

Disalin dari Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah Jakarta, Hal. 477-478.

[1]    Ditakhrij Ashhabussunan: Abu Dawud, no. 4859; At-Tirmidzi, no. 3433; dan An-Nasa’i, dalam kitab ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 397. Lihat Shahih At-Tirmidzi, (3/153). Dan telah baku bahwa Aisyah Radhiyallahu Anha berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak duduk di satu majelispun dan tidak pula membaca Al-Qur’an. Dan tidak menunaikan shalat melainkan telah mengkhatamkan itu dengan kalimat-kalimat …” (hadits). Ditakhrij An-Nasa’i, dalam kitab ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 308 dan Ahmad, (6/77) dan dishahihkan Doktor Faruq Hammadah dalam tahqiq yang dia lakukan untuk ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah karya An-Nasa’i, hlm. 273.



Silakan menyebarkan risalah ini dalam bentuk apa saja selama menyebutkan sumber, tidak merubah content dan makna serta tidak untuk tujuan komersial











Print Friendly and PDFPrint Article
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini

Total Tayangan Halaman

Translate to your language


Negara Pengunjung

Flag Counter

KALENDER HIJRIYAH



 
Support : Link Palem 3 | Al Islam | 4 Muslim
Copyright © 2013. Mushola Nurul Iman - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
-->