Majalah as-Sunnah Ed. 4 Th. XXI_1438H/2017M, hal.1.
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ عَلَى اللهِ
تَوَكَّلْنَا
Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Hanya
kepada Allah kami bertawakkal
Ucapan hasbalah
yaitu Hasbunallah; adalah dzikir agung yang mengandung makna tawakkal kepada
Allah, bersandar kepada-Nya, dan meminta pertolongan, bantuan dan taufik
dari-Nya. Secara umum, kalimat ini diucapkan dalam dua kondisi:
Saat memohon
suatu kemanfaatan, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla dalam Surat at-Taubah
ayat 59;
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا آتَاهُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ
وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ سَيُؤْتِينَا اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا
إِلَى اللّهِ رَاغِبُونَ
Jikalau
mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya
kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan
sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah” (tentulah yang demikian itu
lebih baik bagi mereka). (QS. At-Taubah/9:59)
Saat menolak bahaya; seperti dalam Surat
Ali Imran ayat 173-174;[1]
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ
جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا
اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ. فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ
لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللّهِ وَاللّهُ ذُو فَضْلٍ
عَظِيمٍ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang
kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”,
maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka
mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak
mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar (QS. Ali lmran/3:173-174)
Dan dalam Shahih
al-Bukhari dinyatakan bahwa kalimat ini diucapkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
ketika dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar; dan diucapkan Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saat diancam dengan pasukan musuh yang
hebat (yaitu seusai Perang Uhud di Hamra’ al-Asad, saat ada kabar pasukan
musyrikin hendak menggempur Madinah). Dan memang benar, tawakkal kepada Allah
adalah di antara sebab terbesar dalam menggapai kebaikan dan menolak keburukan
di dunia dan akhirat.
Dan di antara tempat
diucapkannya dzikir ini adalah saat merasa khawatir hal buruk terjadi, atau
khawatir terjadinya hal yang genting. Ini seperti dalam sebuah hadits: Dari Abu
Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda:
كَيْفَ أَنْعَمُ
وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدْ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الْإِذْنَ مَتَى
يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ، فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: لَهُمْ قُولُوا حَسْبُنَا
اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا
“Bagaimana mungkin aku
merasakan nyaman; sedangkan Peniup sangkakala telah memasukkan (pangkal)
sangkakala ke mulutnya; ia mencari-cari dengar turunnya izin (dari Allah)
kapankah ia diperintahkan untuk meniup sangkakala sehingga ia akan meniupnya.”
Seakan hal itu terasa berat atas diri para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata
kepada mereka: “Ucapkanlah: Hasbunallahu wa Ni’mal Wakil, wa ‘Alallahi
Tawakkalna.” (HR. At-Turmudzi)
Dalam Uddatul Hishnil
Hashin dan syarahnya Tuhfat Adz-Dzakirin dikatakan: Bila menurut perkiraannya
akan turun bencana (bala) atau perkara genting akan menimpa, maka hendaknya ia
mengucapkan dzikir tersebut. Bala atau bencana yang dimaksudkan adalah bencana
apapun, meskipun kecil. Juga diucapkan kala ada perkara gawat dan genting yang
terjadi; yang membuat orang yang mendengarnya menjadi takut dan gemetar;
seperti halnya perkara yang diceritakan oleh Rasulullah di atas kepada para
sahabat.[2]
Maka, bila ada sesuatu
yang terasa berat atas diri seseorang, hendaknya ia mengucapkan doa tersebut.
Karena Allah yang akan mencukupi dan menjaga kita dari apa yang akan menimpa.
Dialah sebaik-baik tempat bersandar.
[1] Dari website Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr http://at-badr.net/muqolat/3206K.
[2] Tuhfat adz-Dzakirin hal 256.
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini