Written By Rachmat.M.Flimban on Rabu, 01 Maret 2023 | Rabu, Maret 01, 2023
Jalan Kebenaran
Pernah dengar
istilah bid’ah?
Bid’ah secara
etimologi (bahasa) berarti suatu yang baru, yang tidak ada contoh sebelumnya.
Namun kalau maksud bid’ah secara terminologi (istilah) adalah setiap i’tiqad,
perkataan, perbuatan dalam rangka beribadah pada Allah Ta’ala yang tidak ada
dalil yang mendukung pensyari’atannya atau bentuknya karena meninggalkan sesuatu
karena Allah.
Ternyata bid’ah
itu bukan sekedar amalan yang tidak ada tuntunan saja. Bid’ah itu
bertingkat-tingkat, ada bid’ah yang paling parah.
Bid’ah dibagi menjadi tiga:
Bid’ah i’tiqadiyyah
Bid’ah ‘amaliyyah
Bid’ah at-tark
Bid’ah
i’tiqadiyyah adalah bid’ah yang menyelisihi firman Allah dan sabda Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal keyakinan atau akidah.
Contoh: bid’ah
tamtsil (menyatakan Allah semisal makhluk), bid’ah ta’thil (menolak nama dan
sifat Allah), bid’ah qadariyyah (menolak takdir Allah), bid’ah jabariyyah (meyakini
semua berjalan dengan takdir Allah, tak ada usaha manusia).
Bid’ah amaliyyah
adalah menyembah Allah tanpa memakai tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya.
Bentuknya bisa jadi membuat amalan baru, menambahkan atau melakukan pengurangan
dalam ibadah yang disyari’atkan.
Contoh:
mendirikan bangunan di atas kubur, berdo’a di sisi kubur, membangun masjid di
atas kubur atau di area pekuburan, menjadikan perayaan (haul) di sisi kubur,
atau membuat perayaan-perayaan baru yang tidak disyari’atkan.
Bid’ah at-tark
adalah meninggalkan suatu yang mubah dalam rangka ibadah padahal dalam ajaran
Islam tidak menganggap meninggalkannya sebagai ibadah.
Contoh: meninggalkan makan daging dalam rangka ibadah, enggan menikah dan mengharap
sebagai pahala (seperti yang dilakukan biarawati, pen.). Seperti ini termasuk
bid’ah yang diharamkan.
“Amma ba’du:
Sebaik-baiknya perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuknya Nabi Muhammad. Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang baru dan
setiap perkara bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim, no. 867)
Bid’ah pertama
di atas tentu lebih parah daripada bid’ah lainnya karena berkaitan dengan
masalah i’tiqad atau keyakinan.
Semoga Allah
menjauhkan kita dari setiap bid’ah yang menyesatkan.
Referensi:
Al-Mukhtashor fi
Al-‘Aqidah. Cetakan kedua, tahun 1433 H. Prof. Dr. Khalid bin ‘Ali Al-Musyaiqih.
Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas => Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish => Dilarang Berkomentar SPAM => Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini
Sebarkan informasi ini, agar Anda mendapat Pahala Berbagai Ilmu Bermanfaat
Do'kan kebaikan untuk kami, agar Anda mendapat Kebaikan Yang sama Do'a kanlah
agar pengelola website ini beserta keluarga besarnya Allah jadikan panjang umur
dan bertakwa, diampuni segala dosa, sehat-kaya-bahagia hingga akhir usia.
Dengan Mendo'akan kebaikan untuk kami, Insya Allah Anda mendapat kebaikan yang sama.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
"Do'a seseorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do'a yang mustajab (terkabulkan).
Disisinya ada malaikat yang bertugas (mengaminkan do'a-nya). Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, engkau
akan mendapatkan yang sama dengan-nya." {HR. Muslim no. 2733}.
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini