Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 2)
Bismillah wal hamdulillah,
wash shalatu was salamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Daftar Isi sembunyikan
2. Kesimpulan hadis kedua , ketiga, dan keempat
3. Hadis Kelima
4. Kesimpulan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ا
يَزَالُ
النَّاسُ
يَتَسَاءَلُونَ
حَتَّى يُقَالَ
هَذَا خَلَقَ
اللَّهُ
الْخَلْقَ فَمَنْ
خَلَقَ
اللَّهَ
فَمَنْ
وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ
شَيْئًا
فَلْيَقُلْ
آمَنْتُ
بِاللَّهِ
“Manusia senantiasa saling bertanya (satu sama
lain dalam masalah yang tidak bermanfaat), sampai dibisikkan (oleh setan) ucapan
berikut ini, ‘Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah?’ Maka barangsiapa yang mendapatkan sesuatu (dari bisikan
hati) tersebut, maka ucapkanlah, ‘Aamantu billaah‘ (Saya beriman kepada
Allah)” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي
الشَّيْطَانُ
أَحَدَكُمْ
فَيَقُولُ
مَنْ خَلَقَ
السَّمَاءَ؟
مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟
فَيَقُولُ
اللَّهُ
ثُمَّ ذَكَرَ
بِمِثْلِهِ
وَزَادَ
وَرُسُلِهِ
“Setan datang kepada salah seorang
di antara kalian, lalu mengatakan, ‘Siapa yang menciptakan langit? Siapa yang menciptakan bumi?’ Lalu dia berkata,
‘Allah’ Kemudian beliau menyebutkan lafaz semisalnya dan menambahkan, ‘wa Rusulihi‘ (dan para Rasul-Nya)” (HR. Muslim).
Baca Juga: Nasehat
Ulama Bagi yang Gelisah Tak Kunjung Hamil
Terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dari dua hadis tersebut, yaitu:
Terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dari dua hadis tersebut, yaitu:
Pertama,
was-was yang menyerang penderita was-was itu pada hakikatnya berasal dari setan, sebagaimana dalam hadis keempat.
Kedua, solusi ketika mendapatkan was-was setan dalam hati berupa lintasan pikiran-pikiran kekufuran adalah dengan berhenti seketika itu juga, tanpa memikirkan dalil untuk membantahnya. Karena hanya sekedar was-was setan yang tidak menetap dalam hati, lalu mengatakan, “Aamantu billaah wa
Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya).
Ulama menjelaskan tentang
solusi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam hadis di atas bahwa perintah
untuk berhenti dan berpaling dari
was-was setan tersebut adalah tanpa memikirkan
dalil dalam menyatakan kebatilannya dan tanpa membahasnya.
Hal ini karena was-was tersebut sekedar lintasan batin yang tidak menetap dalam
hati dan berasal dari bisikan
setan yang jelas-jelas kebatilannya.
Kesimpulan hadis kedua, ketiga, dan keempat
Dari hadis kedua, ketiga, dan keempat disimpulkan bahwa solusi was-was setan berupa bisikan kekufuran adalah sebagai berikut.
Pertama, berdoa memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan, “A’uudzu billaah minasy-syaitoonir rajiim”.
Kedua, berhenti dari was-was setan tersebut dengan makna “berhenti” yang telah disebutkan dalam penjelasan hadis kedua.
Ketiga, mengucapkan, “Aamantu billaah wa Rusulihi”(Saya beriman kepada Allah Ta’ala dan para Rasul-Nya).
Hadis Kelima
Seseorang datang kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, lalu berkata,
“Ya Rasulullah, sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapatkan pada dirinya sesuatu (bisikan setan), yang mana dia dibakar sampai
menjadi arang itu lebih baik
baginya daripada dia harus mengucapkan
bisikan tersebut.”
Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam pun bersabda,
اللهُ
أكبرُ، اللهُ
أكبرُ، اللهُ
أكبرُ، الحمدُ
للهِ الذي
ردَّ كيدَه
إلى الوسوسةِ
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala
pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu
daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)” (HR. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Al-Albani).
Hadis tersebut menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan setelah dia gagal menggoda orang saleh dengan ucapan dan perbuatan kekufuran dan dosa. Setan hanya mampu membisikkan was-was ke dalam hati seorang muslim dan ingin membuatnya sedih dan tersibukkan dari beribadah epada Allah Ta’ala.
Hal ini menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan
yang tidak membahayakan
agama orang yang terkena, selama
dia tidak mengucapkan atau melakukan isi was-wasnya dalam hati
tersebut. Was-was itu tidak merusak ibadahnya
(ibadahnya sah) dan tidak merusak
imannya (imannya juga tetap sah). Bahkan seandainya
terucapkan pun – tanpa ada keinginan dan
tanpa kehendaknya, namun karena terpaksa
karena dikuasai oleh waswas -, maka hal itu
tidak membahayakannya karena keadaan akalnya memang tertutup.
Kesimpulan
Dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
الحمدُ
للهِ الذي
ردَّ كيدَه
إلى الوسوسةِ
“Segala pujian kesempurnaan
hanya bagi Allah yang telah menolak tipu
daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)”
Dapat disimpulkan bahwa
tipudaya was-was setan tersebut tidaklah sedikit pun membahayakan
orang-orang yang beriman kecuali
hanya sekedar ingin membuat mereka
sedih, bingung, dan galau, serta
berpaling dari beribadah kepada Allah Ta’ala.
Baca Juga:
Jangan Putus Asa
ketika Melihat Kerusakan di
Tengah Masyarakat
[Bersambung]
* * *
Penuli; Rachmat.M
Disalin dari
Sumber Artikel: Muslim.or.id
© Sumber ; 2023 muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini