Related categories : Keluarga
Transcribed on:
Ingat Allah, Rasulullah dan Waliyullah
Bismillah Walhamdulillah
Semoga Allah SWT Senantiasa memberi perlindungan dan pertolongan kepada kita semua.
INDAHNYA BERKELUARGA
Oleh : Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf, MA
حفظه الله
Sumber: Majalah Al-Sunnah_Baituna Ed.05
Th.ke-XVII_1434H/ 2013M
di kutip dari - " e-Book Nisaa' " sumber
artikel www.ibnumajjah.com
Muqoddimah
Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah عزّوجلّ
telah menciptakan kehidupan, dan menetapkan sebuah sistem yang membuat kehidupan
menjadi tertata dengan indah. Kehidupan telah diciptakan berpasang-pasangan:
langit dan bumi, matahari dan bulan, lautan dan daratan, laki-laki dan perempuan,
dan seterusnya.
Allah عزّوجلّ berfirman:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat (kebesaran Allah). (QS adz-Dzariyat/51:49)
Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah
عزّوجلّ dan makhluk sosial yang memiliki peradaban tinggi, Allah عزّوجلّ telah
menetapkan bagi manusia satu bentuk sistem terbaik yang mengatur kehidupan
sepasang anak manusia dalam satu ikatan indah bernama pernikahan. Keindahan
kehidupan berkeluarga di bawah naungan mahligai pernikahan, dirasakan nikmatnya
oleh mereka yang menjalaninya di bawah naungan petunjuk Allah عزّوجلّ dan sunnah
Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Saudaraku, mari kita menelusuri sebagian
dari keindahan itu yang tertulis dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Pertama,
Bersama dalam Ketaatan
Saudaraku, jika engkau sedang mencari
pasangan hidup atau di saat engkau memilih pendamping hidup, maka ketahuilah
bahwa engkau sedang mengawali langkah menuju sebuah gerbang ketaatan dalam
rangka beribadah kepada Allah عزّوجلّ. Dan kepada saudara-saudaraku yang telah
menjalani kehidupan berumah tangga, marilah kembali kita perbaiki niat, melalui
kebersamaan ini dengan pasangan hidup kita, kita meniatkan sebuah ibadah yang
menambah timbangan amalan kita.
Kita melangkah menuju kehidupan berumah
tangga, maka itu artinya kita sedang menginjakkan kaki pada satu ibadah yang
indah dalam ketaatan kepada Allah عزّوجلّ dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Allah عزّوجلّ memerintahkan kita untuk membentuk sebuah keluarga dengan
firman-Nya:
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ
النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
"Nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi:
dua, tiga atau empat. Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka
cukuplah seorang saja, atau hamba sahaya yang kamu miliki". (QS an-Nisa/4:3)
Kedua,
Jembatan Menuju Kesempurnaan Agama
Terkadang ada yang ragu-ragu dalam
melangkahkan hatinya untuk memasuki kehidupan berumah-tangga. Siapa saja yang
memiliki perasaan demikian, silahkan renungi dan cermati petunjuk Nabi صلى الله
عليه وسلم dalam hadits berikut, dengan harapan dapat merubah keraguannya menjadi
kemantapan hati. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمُلَ
نِصْفُ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَقِيْ
Jika seorang hamba telah menikah, maka
telah sempurna setengah agamanya. Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk
menjaga setengah yang tersisa. (HR al-Baihaqi, Syu'abil-lman, no. 5100.
Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami'ash-Shaghir, no. 430).
Imam al-Qurthubi رحمه الله berkata: "Makna
hadits ini, bahwasanya jika seseorang telah menikah, maka ia telah terjaga dari
zina; hal itu merupakan salah satu dari dua sifat yang mendatangkan jaminan
masuk surga dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sabdanya, "Barangsiapa yang
dijaga oleh Allah dua perkara pada dirinya, maka ia akan masuk surga; yang
berada di antara jenggot dan kumisnya (mulut) dan yang berada di antara dua
kakinya (kemaluan)". (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa' no. 53 dan dishahihkan
oleh al-Albani, Shahih al-Jami' ash-Shaghir no. 6593, dan selainnya. Lihat juga
Tafsir al-Qurthubi, 9/327).
Dengan menikah, seorang laki-laki akan
menjalankan banyak amal ibadah yang berbeda dari sebelumnya; menjadi kepala
keluarga, suami dan seorang ayah bagi anak-anaknya kelak. Begitu pula yang
dialami seorang Muslimah, pasca pernikahannya, ia akan banyak menyelami
amalan-amalan baru yang menjadi ladang ibadahnya; sebagai seorang istri,
pemegang tanggung-jawab menangani urusan rumah tangga suaminya, dan menjadi
seorang ibu bagi keturunannya.
Ketiga,
Pernikahan Sumber Kebahagiaan dan
Ketenangan
Saudaraku, apalah artinya harta kekayaan,
pangkat kedudukan, jabatan dan kekuasaan, kalau kita tidak mendapatkan
kebahagiaan dan ketenangan hidup padanya. Justru perkara-perkara tersebut
menambah duka dan beban hidup bila tidak menjadi sebab datangnya kebahagiaan dan
ketenteraman hidup. Dan jika engkau ingin mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan
hidup, engkau harus mencari resep dari ahlinya, sebagaimana jika engkau sakit
engkau berusaha mencari kesembuhan dari dokter sebagai ahli penyakitnya.
Begitu pun jika manusia ingin mencari
kebahagiaan hidupnya, maka ia harus mencari petunjuk dari Dzat yang paling
mengetahui kondisi manusia, yang tahu letak kebahagiaan itu tersimpan baginya.
Yaitu, Allah عزّوجلّ Rabbuna Dzat Yang Menciptakan kita. Dia عزّوجلّ telah
berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Di antara tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir". (QS ar-Rum/30:21)
Saudaraku, jika engkau ingin menggapai
ketenangan dan kebahagiaan, maka segeralah menikah. Jika sudah menikah, namun
belum juga memperoleh buah ketenangan dan kebahagiaan dari perkawinan tersebut,
maka koreksilah perjalanan rumah tanggamu, apakah telah mengikuti tuntunan Allah
عزّوجلّ dan petunjuk Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم.
Tumbuhan tropis hidup di daerah tropis,
sedangkan pohon kurma berbuah di daerah panas. Janganlah engkau berharap memetik
buahnya jika engkau menanamnya di tempat yang salah. Segeralah perbaiki diri dan
lihatlah kebahagiaan yang engkau cari akan mekar dan semakin mengembang,
layaknya bunga di musim semi yang indah bermekaran.
Keempat,
Pakaian yang Menghiasi
Saudaraku, engkau pasti pernah melihat
seekor ayam jantan dengan bulunya yang begitu indah, tetapi pernahkah engkau
membandingkan keadaannya saat dia kehilangan bulunya? Perhatikanlah, engkau
pasti mengetahui perbedaannya.
Seperti itulah pakaian yang menghiasi diri
kita. Seorang laki-laki dengan pakaiannya semakin gagah. Demikian pula, seorang
wanita dengan pakaiannya akan semakin indah dipandang mata. Jika seorang
laki-laki dan wanita telah hidup berpasangan, maka yang satu menjadi pakaian
bagi yang lainnya. Allah عزّوجلّ berfirman:
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ
لَهُنَّ
Isteri-isteri kalian adalah pakaian bagi
kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka. (QS al-Baqarah/2:187).
Saudaraku, perhatikanlah pakaianmu dan
seperti itulah engkau dengan pasanganmu. Lekatnya pakaian di badanmu menunjukkan
lekatnya ia denganmu. Pakaianmu menjagamu dari terik matahari dan melindungimu
dari suhu dingin di sekitarmu. Begitulah pula penjagaan dan perlindunganmu
terhadap pasanganmu. Pakaian yang kau kenakan akan menghiasi dirimu, maka begitu
juga pasanganmu. Engkau menjadi perhiasan baginya dan ia menjadi perhiasan
bagimu.
Kelima,
Perhiasan Terindah
Saudaraku, tabiat kita sebagai manusia
pasti mencari yang terbaik diantara yang baik, yang terindah dari yang
indah-indah. Perhiasan yang terindah pastilah menjadi idaman setiap manusia,
sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut ini:
الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَحَيْرُ مَتَاعِ
الدُّنْيَا الْـمَرْأَةُ الصَّالِـحَةُ
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-sebaik
perhiasan dunia adalah wanita shalihah. (HR Muslim, no. 1467)
Demi Allah, wanita shalihah jangan engkau
bandingkan dengan emas dan permata, atau mutiara dan berlian, karena itu
merupakan bentuk perbandingan yang sia-sia, lantaran yang diperbandingkan tiada
pernah serupa. Wanita shalihah menghiasi hidupmu dengan akhlak dan budinya,
mengisi rumahmu dengan perabotan ketaatan kepada Allah عزّوجلّ. Tersenyum di
hadapanmu dengan ketulusan hati, hadir di sisimu dengan kelembutan jiwa.
Saudaraku, di akhir kata, semoga engkau
segera merasakan keindahan berkeluarga di bawah naungan tuntunan Allah عزّوجلّ
dan petunjuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم; sehingga kebahagiaan dan ketenangan
pun berada dalam genggaman tanganmu dan menembus relung hatimu. Wallahu a'lam.[]
Akhiri dengan bacaan Alhamdulillah.
Insya Allah, Postingan ini dapat mengantarkan Kejalan Kebenaran, Amin.
Rewritten by :
Rachmat Machmud end Republished by :
Redaction Duta Asri Palem 3
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini