Syarah Doa Setelah Tasyahud Akhir Sebelum Salam (2)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Al-Masih Dajjal. Aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan hutang”[1]
Shahabiyah yang meriwayatkan hadits ini adalah Aisyah Radhiyallahu Anha.
Disebutkan di dalamnya bahwa seseorang takjub kepada beliau, “Berapa banyak
engkau berlindung kepada Allah dari belitan hutang, wahai Rasulullah?” Sehingga
beliau bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ
“Sesungguhnya jika seseorang berhutang, maka jika berbicara dusta dan jika berjanji ingkar?”
Ungkapan الْمَأْثَمِ artinya ‘dosa’.
Ungkapan الْمَغْرَمِ adalah اَلْغُرْمُ artinya ‘hutang‘. Dikatakan, اَلْغُرْمُ dan الْـمَغْرَم adalah apa-apa yang dititipkan kepada orang lain berupa harta dari bahaya yang bukan karena tindakan kriminal yang dia lakukan.”
Ungkapan seseorang berkata adalah dia bertanya tentang hal tersebut karena aspek hikmah dalam banyaknya beliau memohon perlindungan kepada Allah dari belitan hutang. Sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab bahwa jika seseorang terlilit hutang, maka berbicara dengan menyampaikan berbagai alasan yang sangat banyak kepada pemberi hutang, padahal dalam hal itu dia hanya berdusta.
Tujuannya adalah membela diri sendiri. Dan jika berjanji sering ingkar. Misalnya mengatakan, “Aku akan penuhi hakmu pada hari fulan, jam fulan”, lalu dia tidak memenuhinya. Dengan demikian, maka dia demi hutang, maka rela melakukan kedustaan dan pengingkaran janji, Yang demikian adalah bagian dari sifat orang-orang munafik. Na’udzu billah.
Kata مَا ‘berapa‘ dalam pertanyaan di atas, “Berapa banyak engkau berlindung kepada Allah” untuk menunjukkan ketakjuban; dengan kata lain, berapa banyak engkau berlindung kepada Allah dari belitan hutang.[]
Disalin dari Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab
Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul
Falah Jakarta, Hal. 197-199.
[1] Diriwayatkan Al-Bukhari, (1/202), no. 832; dan Muslim dengan lafazh darinya, (1/412), no. 589.
Sumber Artikel : Doandzikir.wordpress.com
Silakan menyebarkan risalah ini dalam bentuk apa saja selama menyebutkan sumber, tidak merubah content dan makna serta tidak untuk tujuan komersial
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini