Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا تَكَلَّمَ مَوْلُود فِي صِغَرِهِ إلا عِيسَى وصَاحِبَ جُرَيْج
“Tidak ada seorang anak yang berbicara ketika kecilnya kecuali Isa dan
sahabat Juraij.”1
Dalam riwayat lain disebutkan,
لَمْ يَتَكَلَّمْ فِي الْمَهْدِ إِلَّا ثَلَاثَةٌ: عِيسَى
“tidak
ada seorangpun yang berbicara sewaktu kecilnya kecuali tiga orang: (satu di
antara mereka adalah) Isa …….” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ketika menafsirkan surah Ali ‘Imran ayat 46, Ibnu Katsir mengatakan, “Ia
(Isa bin Maryam) mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah semata tanpa
kesyirikan pada saat ia masih kecil sebagai mukjizat dan tanda (kenabian),
serta saat beliau sudah dewasa ketika Allah wahyukan kepadanya untuk
melaksanakan urusan itu (dakwah).”
2
Kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam Dalam
Islam
Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam yang
sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan
juga utusan-Nya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan
sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau
adalah anak zina. Bukan pula orang-orang Nasrani bahwa beliau adalah Allah
atau anak Allah.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah
membantah keyakinan buruk mereka ini dalam firman-Nya,
إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِّبَنِي
إِسْرَائِيلَ
“Isa
tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya dan
Kami jadikan Dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail.” (Az-Zukhruf:
59)
إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ
أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ
“Sesungguhnya
Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah, kalimat-Nya yang Ia
kirimkan kepada Maryam, dan juga roh dari-Nya.” (An-Nisaa’:
171)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah kalimat
Allah yaitu Allah menciptakan beliau dengan kalimat-Nya, “كن”.
Sedangkan maksud dari Roh ialah Isa ‘alaihissalam merupakan
salah satu dari sekian banyak roh yang telah Allah ciptakan.3 Dan
beliau bukanlah roh kudus, karena roh kudus itu ialah Jibril ‘alaihissalam sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan yang
setelah mereka.4
Dari ayat ini, kita dapati betapa mulia dan agungnya kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam di
sisi Allah ‘Azza
wa Jalla.
Sehingga Allah sebutkan beliau sebagai kalimat dan juga roh-Nya. Dan idhafah (penyandaran)
pada ayat ini merupakan bentuk penghormatan kepada beliau.
Dakwah Nabi Isa ‘alaihissalam
Dakwah beliau tidak berbeda dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang lain,
yaitu mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah ‘Azza
wa Jalla.
Hanya saja, Nabi Isa ‘alaihissalam diutus
khusus kepada Bani Israil. Berbeda dengan Nabi kita Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallamyang
diutus kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan manusia.
وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُم بِآيَةٍ مِّن
رَّبِّكُمْ
“Dan
(Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan
berkata kepada mereka), “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan
membawa ayat (mukjizat) dari Rabb-mu.” (Ali
‘Imran: 49)
Di antara yang beliau serukan kepada Bani Israil adalah apa yang Allah
abadikan dalam kitab-Nya,
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan
(Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga
Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah
(dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya
ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun
(yang akan menolongnya dari siksa api neraka).” (Al-Maaidah:
72)
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ
“Sesungguhnya
Allah itu Rabb-ku dan juga Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Nya. Inilah
jalan yang lurus.” (Ali-‘Imran:
51)
Walau Allah telah menganugerahi banyak mukjizat yang menunjukkan kenabian
beliau, dan membenarkan kerasulan beliau, hanya sebagian saja yang menyambut
dan menerima dakwah beliau. Mereka adalah al-hawariyyun yang
menjadi pengikut dan penolong setia beliau.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ
الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَت طَّائِفَةٌ مِّن بَنِي
إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَت طَّائِفَةٌ
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana
Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia,
“Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama)
Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong
(agama) Allah.” Maka (dengan begitu), segolongan dari Bani Israil beriman
(al-hawariyyun) dan segolongan lain kafir.” (Ash-Shaff:
14)
Siapa yang disalib???
Sejak zaman Nabi Musa ‘alaihissalam,
Bani Israil telah menunjukkan sikap-sikap melampaui batas. Mereka telah
dikenal sebagai kaum yang sombong, berhati keras, pembangkang, suka
berbohong dan ingkar janji, selalu mengingkari nikmat dan ayat-ayat Allah
serta hobi mengakal-akali perintah dan larangan Allah. Karenanya, Allah
selalu mengutus para Nabi kepada mereka untuk membimbing dan menuntun mereka
ke jalan yang benar, serta menegakkan hukum Allah di tengah-tengah mereka.
Akan tetapi, ketika ada Nabi yang diutus kepada mereka, selalu saja mendapat
ancaman kejahatan tangan-tangan mereka. Dan mereka tidak segan-segan
membunuh para Nabi yang diutus kepada mereka. Di antara Nabi yang Allah utus
kepada mereka adalah Isa ‘alaihissalam.
Tidak berbeda dengan nabi-nabi yang lain, Isa ‘alaihissalam juga
mendapat perlakuan yang sama dari Bani Israil berupa pendustaan,
pengingkaran, gangguan, dan permusuhan.
Tatkala Allah mengutusnya kepada mereka dengan bukti-bukti dan juga
petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan
mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau. Karena dasar
kedengkian itulah mereka mengingkari kenabian Isa ‘alaihissalam dan
kemudian memusuhi serta menyakiti beliau.
Betapa besar permusuhan yang mereka sulutkan sehingga tidak membiarkan
beliau ‘alaihissalam menetap
di negeri bersama mereka. Bahkan beliau bersama ibunya selalu berkelana,
berpindah-pindah tempat karena ulah orang-orang Yahudi tersebut.
Tidak sampai di sini. Karena kedengkian telah tertancap dan mendarahdaging,
mereka berusaha membuat konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut
Raja Damaskus saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang. Mereka
membuat fitnah-fitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa‘alaihissalam,
sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan
perwakilannya di al-Quds/Yerussalem untuk menyalibnya.
Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu
langsung berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang
ditempati oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan
kemudian mengepungnya.
Allah Ta’ala berfirman
yang artinya, “Mereka
telah merancang tipu muslihat, dan Allah juga membuat tipu muslihat
(terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah sebaik-baik perancang tipu
muslihat.” (Ali
‘Imran: 54)
Dalam keadaan demikian, Nabi Isa ‘alaihissalam menanyakan
kepada murid-muridnya tentang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya
seperti wajah beliau. Dan beliau menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia.
Maka, salah seorang pemuda di antara mereka ada yang merespon beliau dengan
jawaban, “Saya bersedia”. Kemudian Allah serupakan wajahnya dengan wajah
Nabi Isa ‘alaihissalam.
Setelah itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat Allah ke langit dari rumah
tersebut dalam keadaan demikian. Tatkala para murid beliau keluar dari rumah
itu, orang-orang Yahudi yang telah mengepung sejak sore menangkap dan
menyalib lelaki tersebut.5 Setelah
itu mereka berkata, “Sesungguhnya
kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah” (An-Nisaa’:
157)
Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, “Dan
mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan
tetapi, (orang yang mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya
dengan Isa) untuk mereka.”
Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa sebelum menangkap lelaki tersebut,
mereka menghitung jumlah orang-orang yang keluar dari rumah itu karena
mendengar bahwa Isa telah diangkat ke langit. Setelah dihitung, ternyata
mereka mendapatkan ada satu orang yang kurang. Sehingga mereka ragu apakah
yang mereka tangkap itu benar-benar Isa atau bukan?6
Inilah mengapa Allah sebutkan di akhir ayat, “Dan
sungguh, orang-orang yang berselisih padanya (urusan pembunuhan Isa)
benar-benar dalam keraguan. Mereka itu tidak memiliki ilmu yang pasti
tentangnya. Dan mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin (bahwa yang
dibunuh itu benar-benar Isa).” (An-Nisaa’:
157)
Keberadaan Beliau Saat Ini
Para ulama telah sepakat tentang keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit
dalam keadaan masih hidup dan sama sekali belum mati. Dan hal ini telah
disebutkan Allah dalam firman-Nya,
وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَل رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ
عَزِيزًا حَكِيمًا
“Mereka
tidak membunuhnya dalam keadaan yakin. Akan tetapi (sebenarnya), Allah telah
mengangkatnya (Isa) kepada-Nya. Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (An-Nisaa’:
157-158)
Pengangkatan Nabi Isa ‘alaihissalam terjadi
ketika beliau dikepung oleh orang-orang Yahudi untuk ditangkap dan disalib,
sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Allah mengangkat beliau
kepada-Nya, yaitu ke langit.
Allah Ta’ala juga
berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
“(Ingatlah)
ketika Allah berfirman, “Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan
mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-orang yang kafir
tersebut.” (Ali-‘Imran:
55)
Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud wafat pada ayat ini adalah
tidur. Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat ke
langit.7
Imam Ath-Thabari meriwayatkan dari al-Hasan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata
kepada orang Yahudi, “Sesungguhnya
Isa itu belum mati. Dan ia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat
nanti.”8
Dan sangat banyak hadis-hadis Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam yang
menunjukkan bahwa beliau saat ini masih hidup dan berada di langit.
Di antara hadis-hadis tersebut adalah kisah perjalanan mikraj Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam kisah tersebut,
beliau bertemu dengan Nabi Isa ‘alaihissalam di
langit yang menyapa dan memberikan salam penghormatan kepada beliau.9
Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di
Akhir Zaman
Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam ke
dunia pada akhir zaman nanti merupakan perkara yang pasti akan terjadi dan
merupakan salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat. Tidak ada satu
orang pun dari ulama kaum muslimin yang mengingkari kejadian ini. Bahkan
mereka menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang wajib diyakini oleh
setiap muslim.
Hal itu dikarenakan Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah
mengisyaratkannya dalam Alquran. Begitu pula dengan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang
telah mengabarkan akan terjadinya kejadian itu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِن مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak
ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa
alaihissalam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan
menjadi saksi terhadap mereka.” (An-Nisaa:
159)
Imam As-Saffarini menjelaskan bahwa mereka benar-benar akan beriman kepada
Nabi Isa ‘alaihissalam sebelum
wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika beliau turun dari langit pada akhir
zaman nanti, sehingga hanya akan ada satu agama, yaitu agama Ibrahim yang
lurus.10
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda
yang artinya,
“Demi
Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah
kalian sebagai seorang hakim yang adil.”11
Bagaimana Beliau Turun??
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjelaskan
bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam akan
turun di dekat ‘menara putih’ yang berada di bagian timur Damaskus dengan
mengenakan pakaian yang dicelupkan wars12 dan za’faran.13 Saat
turun, beliau meletakkan kedua telapak tangannya di sayap dua malaikat.
Ketika beliau menundukkan kepala, maka akan menetes. Dan ketika beliau
mengangkatnya, maka akan bercucuran air yang sangat bening seperti mutiara.
Tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma nafas beliau kecuali ia akan
mati. Sedangkan nafas beliau itu menjangkau jarak yang sangat panjang,
sejauh matanya memandang.14
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam juga
menjelaskan bahwa ketika turun, Nabi Isa ‘alaihissalam akan
disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan kemudian sholat bersama
mereka.
“Akan
senantiasa ada segolongan dari umatku ini yang selalu berperang menampakkan
kebenaran sampai hari kiamat tiba. Maka turunlah Isa alaihissalam, dan
pemimpin mereka (Imam Mahdi) akan berkata (kepadanya), ‘Kemarilah anda dan
sholatlah bersama kami (maksudnya jadilah imam dalam sholat kami-red).’
Kemudian ia menjawab, ‘Tidak, sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain sebagai bentuk penghormatan Allah terhadap umat ini.’”15
Apa Yang Beliau Bawa Ketika Diturunkan dan Untuk Apa Beliau Turun??
Allah Subhanahu
wa Ta’ala tidaklah
menetapkan suatu hal melainkan ia mempunyai misi tersendiri untuk itu. Dan
Dia juga telah menetapkan misi khusus diturunkannya Nabi Isa ‘alaihissalam di
akhir zaman nanti. Di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallamdalam
sabdanya,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ
حَكَمًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ
الْجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لَا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
“Demi
Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah
kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib,
membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda
berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya
(harta pemberian).” (HR.
Bukhari no. 2222, Muslim no. 155)
Misi lain dari turunnya Isa ‘alaihissalam adalah
untuk membunuh Dajjal. Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda,
يخرج الدجال في أمتي فيمكث أربعين -لا
أدري أربعين يوما أو أربعين شهرا أو أربعين عاما- فيبعث
الله عيسى بن مريم كأنه
عروة بن مسعود فيطلبه
فيهلكه
“Dajjal
akan keluar di tengah-tengah umatku dan akan menetap selama 40 –salah
seorang perawi berkata, aku tidak tahu apakah itu 40 hari, 40 bulan, atau 40
tahun–. Maka Allah utus Isa putra Maryam. Kemudian beliau mencarinya dan
akan berhasil membinasakannya.”16
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang
membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam. Akan
tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang adil sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis di atas.
Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam beribadah
dengan syariat Nabi kita Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam,
baik dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Bukan dengan syariat beliau
yang dahulu. Sebab, syariat tersebut telah dihapus.
Dengan demikian, beliau turun ke bumi sebagai khalifah bagi Nabi kita shallallaahu
‘alaihi wasallam,
sekaligus sebagai hakim bagi umatnya.17
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan Isa itu masih hidup di langit
dan sama sekali belum mati. Dan ketika turun nanti, ia tidak akan menerapkan
hukum kecuali dengan hukum kitab dan sunah, bukan dengan yang menyelisihi
itu.”18
Inilah sedikit tentang hal-hal yang wajib kita yakini seputar Nabi Isa ‘alaihissalam.
Semoga Allah menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap orang yang ingin
mengambil manfaat darinya.
Wallaahu a’lam.
Catatan Kaki
1 HR.
Bukhori dalam al-adabul
mufrod no. 33, dan juga Ibnu
Abi Hatim dalam tafsirnya no. 3572.
2 Lihat tafsir
ibnu katsir surah
Ali-‘Imran ayat 46.
3 Lihat fathul
majid 42-43.
4 Tafsir
ibnu katsir 1/190.
5 Lihat
tafsir ibnu katsir 1/293-294.
6 Tafsir
ath-thobari 9/371, maktabah syamilah.
7 Lihat
tafsir ibnu katsir pada ayat ini.
8 Lihat
tafsir ath-thobari pada ayat 55 surah Ali ‘Imran.
9 Bukhori
(349), Muslim (259)
10 Al-irsyad
ilaa shohihil-i’tiqood 1/215.
11 HR.
Bukhori no. 2222, Muslim no. 155
12 Wars adalah
salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Arab, Habasyah, dan juga
India. Buahnya dilapisi oleh kelenjar merah seperti ada bulu-bulu halus
diatasnya. Ini biasa digunakan untuk mewarnai pakaian (lihat
almu’jamul-waasith).
13 Za’faran
adalah salah satu jenis wewangian.
14 Lihat
hadits riwayat Muslim (2937).
17 Lihat
kitab al-irsyad
ilaa shohihil-i’tiqood 1/196, maktabah
syamilah.
18Al-irsyad
ilaa shohihil-i’tiqood 1/215, maktabah
syamilah.
Referensi
-
Jami’ul bayan fi tafsiril qur’an, karya Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari,
maktabah syamilah.
-
Tafsir ibnu abi hatim, maktabah syamilah.
-
Tafsirul qur’anil ‘adzhim, karya Imam Ibnu Katsir, cetakan Daar
Ibnul Jauzi, Kairo.
-
Al-musnadus shohih, karya Imam Bukhori, cetakan al-maktabah
al-islamiyyah, Kairo.
-
Ash-shohih, karya Imam Muslim, cetakan al-maktabah al-islamiyyah,
Kairo.
-
Fathul majid, karya syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan, cetakan daarul
‘aqidah, Kairo.
-
Al-irsyad ila shahihil i’tiqod, karya syaikh Sholih Al Fauzan,
maktabah syamilah.
-
Al-mu’jamul wasiith, karya Syaikh Ibrahim Musthofa dkk, maktabah
syamilah.
Dikutip dari Sumber Artikel : Artikel
Muslim.Or.Id
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini