RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM MEMOHON PERLINDUNGAN DARI ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT
Ilmu merupakan pertanda kebaikan bagi pemiliknya. Akan tetapi, indikator baik ini tidak begitu saja melekat pada seseorang secara otomatis. Sebab, ajaran-ajaran Islam bukan simbol-simbol kosong tanpa makna, namun harus teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan bermuara pada datangnya tangis seseorang karena takut kepada Allah Azza wa Jalla .
Sudah berkembang di masa lalu, tangis seorang hamba karena takut kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tanda ilmu seseorang bermanfaat bagi dirinya. Salah seorang generasi Salaf mengatakan, "Seseorang yang telah dikaruniai ilmu, tetapi tidak membuatnya menangis (takut karena Allah Azza wa Jalla ), sepantasnya ia tidak memperoleh ilmu yang bermanfaat. Sebab Allah Azza wa Jalla berfirman:
Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Substansi ilmu adalah khasy-yatullah (rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla )
Ketika sebuah ilmu tidak bermanfaat bagi pemiliknya, maka akan menjadi bumerang bagi dirinya di akhirat kelak. Akan menjelma penggugat yang sangat menyulitkan di saat semua orang benar-benar membutuhkan pembelaan dan bantuan dari pihak lain.
Dari sini, seorang Muslim sedikit mengerti mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita doa perlindungan dari ilmu yang tak bermanfaat.
Dari Zaid bin Arqam, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa:
Syaikh Husain al-'Awâyisyah dalam Wasy-yus Hulal Fi Marâtibil 'Ilmi Wal 'Amal (hlm. 38) berkata, "Sesungguhnya doa permohonan perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dari ilmu yang bermanfaat, yang dilantunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup banyak hal.
Coba lihat umpamanya buku-buku filsafat dan kitab-kitab ulama ilmu kalam, telah begitu menyebar dan berada dimana-mana. Diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Seorang yang mempelajarinya, mesti menghabiskan waktu yang banyak untuk memahami maksud penulisnya. Apabila telah memahaminya, ia baru sadar, tidak ada keuntungan apa-apa bagi agama dan dunianya setelah mendalami 'ilmu-ilmu' itu.
Fakta lain, seseorang menghabiskan sekian tahun untuk menghafal banyak persoalan, yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dan juga tidak mendekatkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla.
Berapa banyak sejarah orang-orang yang tidak berharga dan berkelakuan buruk, namun biografi mereka dijadikan bahan-bahan ujian dan materi untuk memperoleh gelar akademis. Orang yang mendalami biografi itu pun akan memperoleh kredit point tinggi di dunia internasional?!.
Ternyata orang itu buta terhadap sejarah perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tidak mengetahui tafsir surat terpendek sekalipun, tidak menguasai hukum fikih dalam persoalan yang harus diketahui oleh setiap Muslim. "
Semoga Allah Azza wa Jalla menganugerahkan keikhlasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Wallâhu a'lam
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. HR. Muslim dan lainnya
Sumber Artikel : http://almanhaj.or.id
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini