Membina Rumah Tangga yang Sakinah
Written By Rachmat.M.Flimban on Jumat, 06 Desember 2013 | Jumat, Desember 06, 2013
وَالْعَصْرِ إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (Al-’Ashr 103: 1-3)
Tips Membina Rumah Tangga yang Sakinah
Kategori : Akhlaq,Adab
Oleh: Buletin Al-Ilmu Jember
Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan
suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan
ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat
dasar manusia adalah senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan
jiwa serta membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha
ditempuh untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.
Pembaca yang budiman, sesungguhnya sebuah kehidupan yang sakinah,
yang dibangun di atas rasa cinta dan kasih sayang, tentu sangat berarti dan
bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa tidak, bagi seorang pria atau
seorang wanita yang akan membangun sebuah rumah tangga melalui tali pernikahan,
pasti berharap dan bercita-cita bisa membentuk sebuah rumah tangga yang
sakinah, ataupun bagi yang telah menjalani kehidupan berumah tangga senantiasa
berupaya untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.
Hakekat Kehidupan Rumah Tangga yang Sakinah
Pembaca yang budiman, telah disebutkan tadi bahwasanya
setiap pribadi, terkhusus mereka yang telah berumah tangga, pasti dan sangat
berkeinginan untuk merasakan kehidupan yang sakinah, sehingga kita menyaksikan
berbagai macam cara dan usaha serta berbagai jenis metode ditempuh, yang mana
semuanya itu dibangun diatas presepsi yang berbeda dalam mencapai tujuan
kehidupan yang sakinah tadi. Maka nampak di pandangan kita sebagian orang ada
yang berusaha mencari dan menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya, karena
mereka menganggap bahwa dengan harta itulah akan diraih kehidupan yang sakinah.
Ada pula yang senantiasa berupaya untuk menyehatkan dan memperindah tubuhnya,
karena memang di benak mereka kehidupan yang sakinah itu terletak pada
kesehatan fisik dan keindahan bentuk tubuh. Di sana ada juga yang berpandangan
bahwa kehidupan yang sakinah bisa diperoleh semata-mata pada makanan yang lezat
dan beraneka ragam, tempat tinggal yang luas dan megah, serta pasangan hidup
yang rupawan, sehingga mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan
itu semua. Akan tetapi, pembaca yang budiman, perlu kita ketahui dan pahami
terlebih dahulu apa sebenarnya hakekat kehidupan yang sakinah dalam sebuah
kehidupan rumah tangga.
Sesungguhnya hakekat kehidupan yang sakinah adalah suatu
kehidupan yang dilandasi mawaddah warahmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah
subhanahu wata’ala Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang
diridhai Allah, yang mana para pelakunya/orang yang menjalani kehidupan
tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhaan Allah dan rasul-Nya, dengan
cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang
dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
Maka kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah
tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama
dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridha Allah subhanahu
wata’ala. Karena memang hakekat ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan
yang terbimbing dengan agama dan datang dari sisi Allah subhanahu wata’ala,
sebagaimana firman Allah (artinya):
“Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam
hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah ada).” (Al Fath: 4)
Bimbingan Rasulullah dalam Kehidupan Berumah Tangga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selaku uswatun
hasanah (suri tauladan yang baik) yang patut dicontoh telah membimbing umatnya
dalam hidup berumah tangga agar tercapai sebuah kehidupan rumah tangga yang
sakinah mawaddah warahmah. Bimbingan tersebut baik secara lisan melalui sabda
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam maupun secara amaliah, yakni dengan
perbuatan/contoh yang beliau shalallahu ‘alaihi wasallam lakukan. Diantaranya
adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menghasung seorang
suami dan isteri untuk saling ta’awun (tolong menolong, bahu membahu, bantu
membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling
mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda beliau shallallahu
‘alaihi wasallam:
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shahih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Dalam hadits tersebut, kita melihat bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membimbing para suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati isteri-isteri mereka dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan dalam menasehatinya. Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ
yakni “jika kalian para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap dalam keadaan bengkok,” artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru. Karena memang wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai sifat kebengkokan karena diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits tadi, sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang isteri untuk memberikan nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena nasehat sangat dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu hendaklah dilakukan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 3)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ
“Agama itu nasehat.” (HR. Muslim no. 55)
Maka sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah, insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.
Di Antara Tips/Cara Meraih Kehidupan yang Sakinah
1. Berdzikir
Ketahuilah, dengan berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka seseorang akan memperoleh ketenangan dalam hidup (sakinah). Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Ketahuilah, dengan berdzikir kepada Allah, (maka) hati (jiwa) akan (menjadi) tenang.” (Ar Ra’d: 28)
Baik dzikir dengan makna khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir tertentu yang telah disyariatkan, misal:
أَسْتَغْفِرُالله ,
dan lain-lain, maupun dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga mencakup/meliputi segala jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan seorang hamba dalam rangka mengingat Allah subhanahu wata’ala, seperti shalat, shaum (puasa), shadaqah, dan lain-lain.
2. Menuntut ilmu agama
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid), (yang mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka, kecuali akan turun (dari sisi Allah subhanahu wata’ala) kepada mereka as sakinah (ketenangan).” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shahih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar gembira bagi mereka yang mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan mempelajari cara membaca maupun dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya, yaitu bahwasanya Allah akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada mereka.
Pembaca yang budiman, demikianlah di antara beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk meraih dan membina rumah tangga yang sakinah. Wallahu a’lam. Semoga kajian ringkas ini dapat kita terapkan dalam hidup berkeluarga sehingga Allah menjadikan keluarga kita keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Amiin, Ya Rabbal alamiin.
(Sumber: http://www.assalafy.org/artikel.php?kategori=akhlaq=8)
Sumber Artikel : http://almuslimah.wordpress.com
Related Articles
Jika Anda menikmati artikel ini tinggal klik disini, atau berlangganan untuk menerima artikel terbaru .
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini