Kategori : Akhlaq dan Nasehat
Di Antara Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Akhlak Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam adalah Al-Qur’an, membenci apa yang dibenci Al-Qur’an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak dendam dan marah kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga kemarahannya karena Allah
Diantara Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Akhlak Rasulullah صلي الله عليه وسلم adalah Al-Qur’an, membenci apa yang dibenci Al-Qur’an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak dendam dan marah kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga kemarahannya karena Allah. Rasululloh صلي الله عليه وسلم merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung-jawabnya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu dari perawan dalam pingitan, rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi maaf dan jabat tangan, tidak pernah menolak siapa yang meminta sesuatu kebutuhan kecuali dipenuhi kebutuhannya atau dengan kata-kata yang halus dan tidak dengan hati kasar dan sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika bertentangan dengan kebenaran sehingga memotong pembicaraannya dengan larangan atau berdiri, tidak menganggap bohong kepada seseorang, tidak dengki kepadanya dan tidak memintanya untuk bersumpah. Rasululloh menjaga tetangganya dan menghormati tamunya, waktunya tidak pernah berlalu tanpa beramal untuk Allah atau mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan, cinta kepada optimis dan benci kepada pesimis, jika ada dua pilihan beliau memilih yang teringan di antara keduanya selama tidak merupakan dosa, senang menolong orang yang membutuhkan dan membantu orang yang teraniaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم juga senang kepada sahabat-sahabatnya, bermusyarwarah dengan mereka dan memeriksa keadaan mereka, barangsiapa sakit dikunjunginya, barangsiapa tidak hadir diundangnya, barangsiapa meninggal dunia dido’akannya seerta menerima alasan orang yang uzur kepadanya. Baginya, orang yang kuat dan orang yang lemah mempunyai hak yang sama. Beliau ketika berbicara, jika orang menghitung pembicaraanya tentu akan dapat menghitungnya karena kefasihan dan pelannya. disamping itu, beliau juga bergurau dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali kebenaran
Akhlak Rasulullah صلي الله عليه وسلم adalah Al-Qur’an, membenci apa yang dibenci Al-Qur’an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak dendam dan marah kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga kemarahannya karena Allah. Rasululloh صلي الله عليه وسلم merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung-jawabnya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu dari perawan dalam pingitan, rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi maaf dan jabat tangan, tidak pernah menolak siapa yang meminta sesuatu kebutuhan kecuali dipenuhi kebutuhannya atau dengan kata-kata yang halus dan tidak dengan hati kasar dan sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika bertentangan dengan kebenaran sehingga memotong pembicaraannya dengan larangan atau berdiri, tidak menganggap bohong kepada seseorang, tidak dengki kepadanya dan tidak memintanya untuk bersumpah. Rasululloh menjaga tetangganya dan menghormati tamunya, waktunya tidak pernah berlalu tanpa beramal untuk Allah atau mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan, cinta kepada optimis dan benci kepada pesimis, jika ada dua pilihan beliau memilih yang teringan di antara keduanya selama tidak merupakan dosa, senang menolong orang yang membutuhkan dan membantu orang yang teraniaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم juga senang kepada sahabat-sahabatnya, bermusyarwarah dengan mereka dan memeriksa keadaan mereka, barangsiapa sakit dikunjunginya, barangsiapa tidak hadir diundangnya, barangsiapa meninggal dunia dido’akannya seerta menerima alasan orang yang uzur kepadanya. Baginya, orang yang kuat dan orang yang lemah mempunyai hak yang sama. Beliau ketika berbicara, jika orang menghitung pembicaraanya tentu akan dapat menghitungnya karena kefasihan dan pelannya. disamping itu, beliau juga bergurau dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali kebenaran
Sopan Santun dan Kerendahan Hati Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam
Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada mereka jika kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskan diri
Sopan santun & Kerendahan Hati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada mereka jika kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskan diri. Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah orang yang paling rendah hati, jika berada bersama suatu kaum dalam majlis selalu duduk bersama mereka dan tidak berdiri sebelum majlis selesai, setiap yang duduk bersama beliau diberi haknya masing-masing sehingga tidak seorangpun yang merasa bahwa orang lain lebih mulia daripada dirinya bagi Rasululloh صلي الله عليه وسلم, jika seseorang duduk di dekatnya beliau tidak berdiri sebelum orang tersebut berdiri kecuali jika ada urusan yang memdadak maka beliau meminta izin kepadanya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم benci kepada orang yang berdiri menghormatinya(1). Dari Anas bin Malik t berkata : لَمْ يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُومُوا لِمَا يَعْلَمُونَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ Tak seorangpun yang mereka cintai lebih dari cinta kepada Rasululloh صلي الله عليه وسلم tapi jika mereka melihat Rasululloh tidak berdiri menghormati beliau karena mereka tahu bahwa beliau benci kepada hal yang yang serupa.” (HR. Ahmad dan Turmudzi). Rasululloh tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disenanginya, mengunjungi orang sakit dan mencintai orang-orang miskin, bersahabat dan menyaksikan jenazah mereka, tidak menghina orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kedudukannya, dan membesarkan ni’mat meskipun sedikit; maka beliau tidak pernah sekalipun mencela makanan, jika beliau merasa senang dengan makanan tersebut beliau makan, tapi jika tidak, maka beliau tinggalkan, makan dan minum dengan tangan kanannya setelah membaca basmalah pada permulaannya dan mengucapkan hamdalah pada akhirnya. Beliau menyenangi hal-hal yang baik dan tidak suka pada hal-hal yang tidak baik seperti bawang putih dan bawang merah atau serupa dengannya, beliau berhaji sambil mengatakan : اللَّهُمَّ هَذِهِ حَجَّةٌ لاَرِيَاءَ فِيْهَا وَلاَ سُمْعَةٌ "Ya Alah, ini adalah benar-benar haji yang tidak ada riya dan tidak mencari popularitas di dalamnya.” (Shohih, HR. Dhiya’ Al-Maqdisy). Beliau juga tidak berbeda dengan para sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga pernah seorang Arab badui masuk sambil mengatakan : “Mana di antara kamu yang bernama Muhammad?” Pakaian yang paling disenangi Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam makanan atau pakaian, memakai peci, serban dan cincin perak pada jari kelingking kanannya serta mempunyai jenggot besar. Catatan kaki: (1). Diperbolehkan bagi tuan rumah untuk berdiri dalam menyambut tamu karena Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah melakukan hal itu, dan boleh juga ikut menyongsong orang yang baru datang untuk merangkulnya
Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada mereka jika kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskan diri. Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah orang yang paling rendah hati, jika berada bersama suatu kaum dalam majlis selalu duduk bersama mereka dan tidak berdiri sebelum majlis selesai, setiap yang duduk bersama beliau diberi haknya masing-masing sehingga tidak seorangpun yang merasa bahwa orang lain lebih mulia daripada dirinya bagi Rasululloh صلي الله عليه وسلم, jika seseorang duduk di dekatnya beliau tidak berdiri sebelum orang tersebut berdiri kecuali jika ada urusan yang memdadak maka beliau meminta izin kepadanya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم benci kepada orang yang berdiri menghormatinya(1). Dari Anas bin Malik t berkata : لَمْ يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُومُوا لِمَا يَعْلَمُونَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ Tak seorangpun yang mereka cintai lebih dari cinta kepada Rasululloh صلي الله عليه وسلم tapi jika mereka melihat Rasululloh tidak berdiri menghormati beliau karena mereka tahu bahwa beliau benci kepada hal yang yang serupa.” (HR. Ahmad dan Turmudzi). Rasululloh tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disenanginya, mengunjungi orang sakit dan mencintai orang-orang miskin, bersahabat dan menyaksikan jenazah mereka, tidak menghina orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kedudukannya, dan membesarkan ni’mat meskipun sedikit; maka beliau tidak pernah sekalipun mencela makanan, jika beliau merasa senang dengan makanan tersebut beliau makan, tapi jika tidak, maka beliau tinggalkan, makan dan minum dengan tangan kanannya setelah membaca basmalah pada permulaannya dan mengucapkan hamdalah pada akhirnya. Beliau menyenangi hal-hal yang baik dan tidak suka pada hal-hal yang tidak baik seperti bawang putih dan bawang merah atau serupa dengannya, beliau berhaji sambil mengatakan : اللَّهُمَّ هَذِهِ حَجَّةٌ لاَرِيَاءَ فِيْهَا وَلاَ سُمْعَةٌ "Ya Alah, ini adalah benar-benar haji yang tidak ada riya dan tidak mencari popularitas di dalamnya.” (Shohih, HR. Dhiya’ Al-Maqdisy). Beliau juga tidak berbeda dengan para sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga pernah seorang Arab badui masuk sambil mengatakan : “Mana di antara kamu yang bernama Muhammad?” Pakaian yang paling disenangi Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam makanan atau pakaian, memakai peci, serban dan cincin perak pada jari kelingking kanannya serta mempunyai jenggot besar. Catatan kaki: (1). Diperbolehkan bagi tuan rumah untuk berdiri dalam menyambut tamu karena Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah melakukan hal itu, dan boleh juga ikut menyongsong orang yang baru datang untuk merangkulnya
Dakwah dan Jihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Allah mengutus Rasulnya, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, sebagai rahmat bagi seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat
Allah mengutus Rasulnya, Muhammadصلي الله عليه وسلم, sebagai rahmat bagi seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada
hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Yang pertama kali didakwahkan adalah melakukan ibadah hanya kepada Allah semata, termasuk berdo’a hanya kepadanya saja, sebagaimana firman Allah :
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَداً “Katakanlah : Sesungguhnya aku hanya berdo’a kepada Robbku dan aku tidak memprsekutukan sesuatu pun denganNya.” (QS. Al-Jin : 20). Orang-orang
musyrik telah menentang dakwah ini, karena bertentangan dengan akidah polytheisme mereka dan karena taklid buta kepada orang tua mereka. Mereka menuduh Rasululloh صلي الله عليه وسلم
sebagai tukang sihir dan gila, setelah mereka menyebutnya sebagai orang jujur dan dipercaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم benar-benar sabar menghadapi siksaan kaumnya, hal itu sebagai pengamalan
perintah Allah عزّوجلّ: فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِماً أَوْ كَفُوراً “Maka sabarlah kamu untuk melaksnakan ketetapan Robbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang-orang yang kafir
di antara mereka.” (QS. Al-Insan: 24). Selama 13 tahun Rasululloh di Makkah mengajak manusia kepada Tauhid dan menanggung siksaan kaumnya bersama sahabatnya, kemudian hijrah bersama sahabatnya ke Madinah untuk mendirikan masyarakat Islam
yang baru berdasarkan keadilan, kecintaan dan persamaan. Dan Allah telah memperkuat Rasulullah dengan beberapa mukjizat, yang terpenting adalah Al-Qur’an Al-Karim yang mengajak kepada tauhid, ilmu, jihad, kemajuan dan akhlak yang
mulia. Rasululloh pernah mengirim surat kepada beberapa raja di dunia mengajak mereka untuk masuk Islam sambil berkata kepada Kaisar : Masuklah kepada Islam, engkau akan selamat dan Allah akan memberimu pahala dua kali … wahai para ahli
kitab, marilah kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Rasululloh
صلي الله عليه وسلم memerangi orang-orang musyrik serta yahudi dan mendapat kemenangan, Rasululloh sendiri telah melakukan perang lansung sekitar dua puluh kali, dan telah mengirim tentaranya dari
kalangan sahabat-sahabatnya berpuluh kali untuk berjihad dan berdakwah kepada Islam dan membebaskan beberapa bangsa dari penganiyayaan dan perbudakan. Rasululah صلي الله عليه وسلم mengajarkan
para sahabatnya untuk memulai dengan tauhid .
Allah mengutus Rasulnya, Muhammadصلي الله عليه وسلم, sebagai rahmat bagi seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Yang
pertama kali didakwahkan adalah melakukan ibadah hanya kepada Allah semata, termasuk berdo’a hanya kepadanya saja, sebagaimana firman Allah :قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ
أَحَداً “Katakanlah : Sesungguhnya aku hanya berdo’a kepada Robbku dan aku tidak memprsekutukan sesuatu pun denganNya.” (QS. Al-Jin : 20). Orang-orang musyrik telah menentang dakwah ini, karena bertentangan dengan akidah
polytheisme mereka dan karena taklid buta kepada orang tua mereka. Mereka menuduh Rasululloh صلي الله عليه وسلم sebagai tukang sihir dan gila, setelah mereka menyebutnya sebagai orang jujur dan dipercaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم
benar-benar sabar menghadapi siksaan kaumnya, hal itu sebagai pengamalan perintah Allah عزّوجلّ: فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِماً أَوْ كَفُوراً “Maka sabarlah kamu untuk melaksnakan ketetapan Robbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan
orang-orang yang kafir di antara mereka.” (QS. Al-Insan: 24). Selama 13 tahun Rasululloh di Makkah mengajak manusia kepada Tauhid dan menanggung siksaan kaumnya bersama sahabatnya, kemudian hijrah bersama sahabatnya ke Madinah untuk
mendirikan masyarakat Islam yang baru berdasarkan keadilan, kecintaan dan persamaan. Dan Allah telah memperkuat Rasulullah dengan beberapa mukjizat, yang terpenting adalah Al-Qur’an Al-Karim yang mengajak kepada tauhid, ilmu, jihad,
kemajuan dan akhlak yang mulia. Rasululloh pernah mengirim surat kepada beberapa raja di dunia mengajak mereka untuk masuk Islam sambil berkata kepada Kaisar : Masuklah kepada Islam, engkau akan selamat dan Allah akan memberimu pahala dua
kali … wahai para ahli kitab, marilah kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Rasululloh
صلي الله عليه وسلم memerangi orang-orang musyrik serta yahudi dan mendapat kemenangan, Rasululloh sendiri telah melakukan perang lansung sekitar dua puluh kali, dan telah mengirim tentaranya dari kalangan sahabat-sahabatnya berpuluh kali untuk berjihad dan berdakwah kepada
Islam dan membebaskan beberapa bangsa dari penganiyayaan dan perbudakan. Rasululah صلي الله عليه وسلم mengajarkan para sahabatnya untuk memulai dengan tauhid .
Cinta dan Mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Allah Ta'ala Berfirman: “Katakanlah : jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu! Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)
Allah سبحانه و تعالي berfirman : قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ “Katakanlah : jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu! Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31) Rasulullohصلي الله عليه وسلم bersabda :لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ “Seseorang belum beriman sehingga aku lebih dicintai daripada kedua orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam diri Rasulullohصلي الله عليه وسلم terdapat akhlak yang
mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa yang melihatnya secara tiba-tiba akan takut kepadanya, dan berangsiapa yang bergaul kepadanya karena pengetahuan akan mencintainya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم
telah menyampaikan risalahnya, memberi nasehat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka hati manusia dengan para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia
dari penyembahan sesama manusia menuju ke penyembahan terhadap Tuhan manusia. Rasululloh dan para sahabat telah menyampaikan kepada kita agama Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan bid’ah dan khurafat dan tidak perlu di tambah
atau dikurangi. Allah سبحانه و تعالي berfirman : الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً “Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. Al-maidah : 3). Rasululloh صلي الله عليه وسلم bersabda :إِنـَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَـمْمِّ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” (riwayat Ahmad). Itulah beberapa akhlak Nabimu, maka berpeganglah pada akhlak Rasululloh agar kamu menjadi orang-orang yang benar. Allah I berfirman :لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasululah itu suri tauladan
yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab : 21). Ketahuilah, bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits Rasululloh صلي الله عليه وسلم
yang shahih, melaksanakan hukum dengan berpegang kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan pendapat orang atas keduanya. Alllah berfirman :يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah
dan RasulNya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat: 1). Ya Allah, karuniailah kami untuk dapat mencintai dan mengikuti Rasululloh, berakhlak dengan akhlaknya dan memperoleh syafaatnya.
Di Antara Wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
"Saya sungguh telah meninggalkan sesuatu kepadamu yang apabila hal itu kamu pegang teguh, tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulnya"
Di Antara Wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
إِنِّي
قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي كِتَابَ
اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
-
Saya sungguh telah meninggalkan sesuatu kepadamu yang apabila hal itu kamu pegang teguh, tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulnya. (HR. Al-Hakim, dishohihkan oleh Al-Albani).
-
Berpenganglah kepada sunnahku dan sunnah para Khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk. (Shohih, HR. Ahmad).
-
Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah harta kepadaku apa saja yang kau kehendaki, karena diriku tidak bisa menyelamatkan kamu sedikitpun di sisi Allah. (HR. Bukhari).
-
Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia taat kepada Allah dan barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia durhaka kepada Allah. (HR. Bukhari).
-
Janganlah kamu mengagungkanku seperti yang diperbuat oleh orang-orang Nasrani terhadap Isa bin Maryam, karena sebenarnya aku ini tidak lebih dari hamba Alah. Sebut saja aku ini hamba Allah dan RasulNya. (HR. Bukhari).
-
Allah melaknat orang-orang Yahudi karena mereka menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai masjid dengan memakamkan mereka di dalam masjid. (HR. Bukhari).
-
Barangsiapa membuat kedustaan atas saya (mengatakan sesuatu hal dari saya padahal saya tidak mengatakannya) maka bersiap-siaplah ia masuk neraka. (HR. Ahmad, Mutawatir).
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ تَمَسَّكُوا بِهَا
يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِي مِنْ مَالِي مَا شِئْتِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا
مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
مَنْ يَقُوْلْ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
إِنِّي لَا أُصَافِحُ النِّسَاءَ
Sungguh saya tidak berjabatan tangan dengan wanita (selain mahram). (HR.
Turmudzi).
مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Siapa yang tidak menyukai sunnahku ia tidak termasuk golonganku. (Muttafaq alaih).
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
Ya Allah, aku mohon perlindunganmu agar aku dijauhkan dari ilmu yang tidak berguna (HR. Muslim).
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa melakukan suatu amal ibadah tanpa ada dasar perintah dari
kami, maka amalannya itu tidak diterima. ( HR. Muslim).
Kewajiban Berpegang pada Hadits
Para Mujtahid Berpegang pada Hadits
Setiap imam empat yang melakukan ijtihad sesuai dengan hadits yang telah sampai kepadanya, maka terjadinya perbedaan pendapat antara mereka bisa jadi dikarenakan ada imam yang sudah mendengar hadits tertentu sementara imam yang lain belum mendengar hadits tersebut
Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits
Setiap imam empat yang melakukan ijtihad sesuai dengan hadits yang telah sampai kepadanya, maka terjadinya perbedaan pendapat antara mereka bisa jadi dikarenakan ada imam yang sudah mendengar hadits tertentu sementara imam yang lain belum mendengar hadits tersebut. Hal itu disebabkan
hadits-hadits waktu itu belum ditulis dan para penghafal hadits telah berpencar-pencar, ada yang di Hijaz, Syam, Irak, Mesir dan di negeri-negeri Islam lainnya mereka hidup di suatu zaman di mana transportasi sangat sulit. Untuk itu kita lihat imam Syafi’i telah meninggalkan pendapatnya yang lama
ketika pindah ke Mesir dari Irak dan memperhatikan hadits-hadits yang baru didengar.
Ketika kita melihat imam syafi’i berpendapat bahwa wudhu bisa batal karena menyentuh wanita sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hal itu tidak membatalkan wudhu’ maka kita harus kembali kepada hadits Rasululah sesuai dengan firman Allah سبحانه و تعالي:
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ : 59).
Karena kebenaran tidak mungkin lebih dari satu, sehingga tidak mungkin hukum menyentuh wanita itu membatalkan wudhu’ dan tidak membatalkannya. Padahal Rasululloh صلي الله عليه وسلم -dan beliau adalah sebaik-baik penafsir Al-Qur’an- pernah menepiskan
Aisyah dengan tangannya dan memegang kaki Aisyah padahal beliau sedang sakit. (riwayat Bukhari). Jika imam Syafi’i mendengar hadits ini atau jika hadits tersebut dianggap sahih, maka ia tidak akan mengatakan bahwa wudhu’ batal karena menyentuh lain jenis, sebagaimana ia telah mengatakan : “Jika suatu hadits itu shahih maka itulah mazhab saya.”
Dan kita juga tidak diperintah kecuali mengikuti Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah dan keterangan-keterangan Rasululah dengan hadits-hadits sahihnya, sebagaimana firman Allah :
اتَّبِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء قَلِيلاً مَّا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran dari padanya.” (QS. Al-A’raf : 3).
Maka seorang muslim yang mendengarkan hadits shahih tidak boleh menolaknya karena itu bertentangan dengan mazhab imam Syafi’i. Para imam mazhab telah melakukan Ijma’ untuk mengambil hadits sahih dan meninggalkan setiap pendapat yang bertentangan dengan hadits sahih tersebut.
Akibat dari fanatisme mazhab tentang batalnya wudhu’ karena menyentuh wanita telah menyebabkan orang saling mengambil gambaran yang jelek tentang Islam. Salah seorang ahli Makkah menceritakan kepada saya bahwa ia pernah melihat suatu majalah di Jerman yang menulis suatu judul dengan tulisan
yang menyolok : “Islam menganggap wanita sebagai suatu hal yang najis seperti halnya anjing.” Mereka mengatakan demikian setelah mendengar bahwa orang-orang Islam mencuci tangannya jika menyentuh wanita, sehingga mereka memahami bahwa wanita adalah najis. Padahal jika mereka tahu bahwa Rasululloh
صلي الله عليه وسلم pernah mencium seorang isterinya kemudian langsung shalat tanpa wudhu’ tentu tidak akan mengatakan perkataan pedas tersebut yang justru bukan dari Islam. Fanatisme mazhab yang serupa telah membuat tabir antara orang kafir dan Islam yang tidak dapat mereka
masuki dan menganggap bahwa Islam melihat wanita sebagai suatu hal yang najis seperti najisnya anjing.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- menyebutkan dalam bukunya “Raf’ul Malaam ‘An Aimmatil A’lam” hal-hal yang baik tentang para imam tersebut dan barangsiapa yang salah di antara mereka akan mendapat satu
pahala dan jika benar memdapatkan dua pahala, dan itu dilakukan setelah berijtihad. Semoga Allah mengasihi para imam dan memberinya pahala.
Beberapa Pendapat Imam Mazhab Tentang Hadits
Berikut ini disebutkan beberapa pendapat imam mazhab yang dapat menjelaskan kebenaran kepada para pengikut mereka
Beberapa Pendapat Imam Mazhab Tentang Hadits
Berikut ini disebutkan beberapa pendapat imam mazhab yang dapat menjelaskan kebenaran kepada para pengikut mereka :
Imam Abu Hanifah, yang ajaran-ajaran fiqihnya menjadi pijakan orang, berkata :
-
Tidak boleh seseorang mengambil pendapat kami sebelum tahu dari mana kami mengambilnya.
-
Haram bagi yang tidak mengetahui dalil saya kemudian memberi fatwa dengan kata-kata saya, karena saya adalah manusia biasa, yang sekarang bicara sesuatu dan besok tidak bicara itu lagi.
-
Jika saya mengucapkan pendapat yang bertentangan dengan Al-Qur’an serta hadits Nabi صلي الله عليه وسلم maka tinggalkanlah perkataan saya.
-
Ibnu Abidin berkata dalam bukunya : “Jika hadits itu shahih dan bertentangan dengan mazhab, maka haditslah yang dipakai dan itulah mazhabnya dan dengan mengikuti hadits itu tidak berarti penganutnya telah keluar dari pengikut hanafi. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa beliau pernah berkata : “Jika hadits itu benar maka itulah mazhab saya.”
Imam Malik, imam orang-orang Madinah, berkata :
-
Sesungguhnya saya adalah manusia biasa yang bisa salah dan bisa benar. Maka perhatikan secara kritis pendapatku, yang sesuai dengan kitab dan sunnah ambillah, dan setiap pendapat yang tidak sesuai dengan kitab dan sunnah tinggalkanlah.
-
Setiap orang sesudah Nabi bisa diambil ucapannya dan bisa ditinggalkan, kecuali Nabi صلي الله عليه وسلم.
Imam Syafi’i dari keluarga Ali Bait, berkata :
-
Setiap orang ada yang pendapatnya sesuai dengan sunah Rasululloh dan ada yang tidak sesuai, meskipun saya berkata dengan suatu pendapat atau berdasarkan sesuatu pandapat dari Rasululloh صلي الله عليه وسلم tapi kenyataanya bertentangan dengan ucapan Rasululloh, maka pendapat yang benar adalah ucapan Rasululloh dan itulah pendapat saya.
-
Orang-orang Islam telah Ijma’ bahwa barangsiapa yang jelas baginya dalil berupa sunah Rasululah, maka tidak dihalalkam bagi seorangpun untuk meninggalkannya karena ucapan orang lain.
-
Jika kamu mendapatkan hal-hal yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah dalam buku saya maka ikutilah ucapan Rasululloh dan itulah pendapat saya juga.
-
Beliau berkata pada Imam Ahmad bin Hambal :”Anda lebih pandai dari saya tentang hadits dan keadaan para perawi hadits, jika anda tahu bahwa sesuatu hadits itu sahih maka beritahukan kepada saya sehingga saya akan berpendapat dengan hadits itu.”
-
Setiap masalah, yang mempunyai dasar hadits sahih menurut para ahli hadits, dan bertentangan dengan pendapat saya maka saya akan kembali pada hadits tersebut selama hidup saya atau sesudah mati.
Imam Ahmad bin Hambal, imam para pengikut ahli sunnah, berkata :
-
Jangan engkau bertaklid kepadaku atau Imam Malik, atau Imam syafi’i atau Imam Auza’i atau Imam Ats-Tsauri tapi ambillah dari mana asal mereka ambil.
-
Barangsiapa menolak hadits Rasululloh, maka ia berada di tepi kehancuran.
Camkanlah Hadits- hadits Berikut
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ
Camkanlah Hadits-hadits Berikut
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ
-
Tidak akan datang hari kiamat sehingga orang-orang Islam memerangi dan membunuh orang-orang yahudi. lalu kaum muslimin membunuh mereka (HR. Muslim).
-
Barangsiapa berperang dengan tujuan agar agama Allah berjaya di dunia, maka ia berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari).
-
Barangsiapa mencari keridhaan manusia dengan perbuatan yang dimurkai Allah, maka Allah akan membiarkan dan menyerahkan orang itu kepada mereka. (Hasan, HR. Turmudzi).
-
Barangsiapa meninggal dalam keadaan musyrik maka ia akan masuk neraka. (HR. Bukhari).
-
Barangsiapa menyembunyikan ilmunya maka Allah akan memasang sumbu api pada dirinya. (Shohih, HR. Ahmad).مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدَشِيرِ فَكَأَنَّمَا غَمَسَ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ وَدَمِهِ
-
Barangsiapa bermain gundu (sejenis judi) maka seakan-akan ia telah mencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babi. (HR. Muslim).بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ: الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِ مِنْ سُنَّتِيْ
-
Bermula Islam itu asing dan kelak akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu orang yang melestarikan sunnahku yang sudah dirusak oleh manusia. (HR. Muslim dan Turmudzi).فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ: أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِي أُنَاسِ سُوءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
-
Maka berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu orang-orag yang shaleh yang hidup di tengah orang banyak yang busuk perangainya, di mana orang yang menyalahi mereka lebih banyak daripada orang yang menuruti mereka. (Shohih, HR. Ahmad).لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
-
Tidak boleh taat kepada pemimpin dalam hal ma’siat kepada Allah karena kewajiban taat hanya dalam urusan yang baik. (HR. Bukhari).آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
-
Tanda-tanda orang munafik ada tiga yaitu, apabila berbicara ia bohong, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanat ia khianat. (HR. Buhari Muslim).
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
مَنْ أَرضي النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ
مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا أَلْجَمَهُ الله بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
Kerjakanlah Apa yang Diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi a sallam
لَعَنَ اللَّهُ النَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
Kerjakanlah Apa yang Diajarkan Rasulullah
لَعَنَ اللَّهُ النَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
-
Allah melaknat wanita yang mencabut rambut alis mata dan wanita yang meminta dicabuti rambut aslinya yang mengubah ciptaan Allah. (Hadits muttafaq alaih).
-
Wanita yang berpakaian tapi sebenarnya telanjang untuk mencari perhatian laki-laki, yang melenggok-lenggokkan tubuhnya, yang kepalanya seperti punuk unta, mereka itu tidak akan masuk surga. (HR. Muslim).
-
Bertakwalah kepada Allah dan ambillah yang baik dalam mencari rezki (Shohih, HR. Hakim) yakni ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.
-
Pelankanlah suaramu dalam berzikir dan berdo’a, karena kamu tidak memohon kepada Tuhan yang tuli dan tidak ada. (HR. Muslim).
-
Orang yang paling pedih musibahnya di dunia ini ialah para Nabi kemudian orang-orang shaleh. (HR. Ibnu Majah).صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ
-
Sambunglah kembali persaudaraanmu terhadap orang yang memutuskan hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk terhadapmu dan katakanlah yang hak itu sekalipun akan merugikan dirimu sendiri. (Shohih, HR. Ibnu An-Najjar).تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ
-
Celakalah hamba dinar dan dirham [orang yang memperbudak dirinya kepada uang dan harta]. Apabila ia diberi harta ia puas dan apabila tidak diberi ia mengeluh. (HR. Bukhari).أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
-
Maukah kamu saya beri tahu tentang sesuatu yang apabila kamu kerjakan kamu akan saling menyayangi? Budayakanlah ucapan salam di antaramu. (HR. Muslim).كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
-
Hiduplah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang yang sedang mengadakan perjalanan. (HR. Muslim).مَنْ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ
-
Barangsiapa mencari keredhaan Allah dengan resiko ia akan dibenci oleh manusia, Allah akan memberi kecukupan kepadanya dari segala kebutuhannya kepada manusia. (HR. Turmudzi)لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيهِ وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا وَتَوَسَّعُوا
-
Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain kemudian ia duduk di tempat orang itu, tetapi perluaslah tempat duduk itu (dibuatkan lowongan) sehingga ia dapat duduk tanpa memindahkan orang lain. (HR. Muslim).مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ, فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ
-
Apa yang memabukkah jika banyak, maka sedikitnya pun adalah haram hukumnya. (Shohih, HR. Abu Daud dan periwayat lainnya).
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا
اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ
ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا
إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءَ ثُمَّ الصَّالِحُونَ
Biografi Penulis
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu lahir di kota Halb, Suria pada tahun 1344 H atau tahun 1920 M. Sejak kecil beliau sudah senang mempelajari ilmu-ilmu agama. Hafal Al-Qur'an di usia belasan tahun.
Biografi Penulis
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu lahir di kota Halb, Suria pada tahun 1344 H atau tahun 1920 M. Sejak kecil beliau sudah senang mempelajari ilmu-ilmu agama. Hafal Al-Qur'an di usia belasan tahun. Setelah hafal Al-Qur'an beliau mempelajari tafsir, fikih Hanafi, nahwu dan sharaf, sejarah Islam, hadits, dan ilmu-ilmu lain seperti fisika, kimia, matematika, bahasa Perancis dan lain-lain di Al Kulliyah Asy Syar'iyah At Tajhiziyah.
Seperti kebanyakan orang Isam di negerinya, beliau hanya mengetahui tauhid rububiyah. Satu jenis tauhid yang diyakini oleh orang-orang musyrik yang diperangi Nabi. Allah berfirman:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka.' Niscaya mereka menjawab, 'Allah’, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)." [QS. Az Zukhruf: 87]"
Bahkan juga diyakini oleh setan laknatullah 'alaihi. Dalam Al Qur 'an disebutkan:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ
"Iblis berkata, 'Ya Rabbku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat. pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi’'' [QS. Al Hijr: 39]
Sedangkan tauhid uluhiyah dan asma wa sifat sama sekali merupakan sesuatu yang asing bagi kebanyakan orang saat itu. Bahkan lebih parah lagi para guru di sekolah-sekolah sering menakwilkan ayat-ayat sifat.
Pada tahun 1948 beliau menyelesaikan studi-nya dan memperoleh ijazah dari madrasah. Tahun itu juga diterima pada program pengutusan pengajar yang diadakan Al Azhar tetapi beliau tidak mengikutinya karena alasan
kesehatan. Setelah tidak jadi mengikuti program tadi beliau mengajar di Darul Mu'allim selama kurang lebih 29 tahun Setelah itu beliau neninggalkan kegiatan mengajar.
Ketika melaksanakan umrah pada tahun 1399, beliau berkenalan dengan Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz. Dari perkenalan itu beliau ditunjuk oleh Syaih bin Baz untuk mengajar di Masjidil Haram selama musim haji.
Tugas mengajar ini tidak hanya sampai di sini. Setelah musim haji berakhir, Syaikh mengirim beliau ke Yordania dan tinggal di kota Ramtsa tepatnya di Universitas Shalahuddin. Di sini beliau merangkap sebagai imam. khatib, dan guru al-Qur'an.
Bulan Ramadhan tahun 1400 H, beliau diminta oleh salah seorang pelajar dari Darul Hadits Khairiyah Mekkah untuk mengajar di sekolar tersebut karena mereka sedang membutuhkan tenaga pengajar, terutama untuk ilmu
hadits. Setelah menghubungi kepala sekolah dan juga atas tazkiyah yang diberikan oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz, beliau mengajar di sekolah tersebut dengan materi tafsir, tauhid, Al Qur'an, dan pelajaran-pelajaran lain.
Di sekolah inilah, berkat taufik dan pertolongan dari Allah, beliau mulai menulis risalah-risalah kecil yang ringkas. Alhamdulillah mendapat sambutan hangat dan diterjemahkan ke beberapa bahasa, antaranya bahasa
Inggris, Perancis, Benggali, Indonesia, Turki, Urdu, dan lain-lain. Risalah-risalah yang berjumlah kurang lebih 20 buah ini beliau kumpulkan lalu diberi judul Silsilah At Taujihat Al Islamiyah [ebook ini adalah bagian dari
beberapa risalah tersebut]. Beberapa di antaranya telah dicetak sampai ribuan eksemplar. Ada juga yang dibagi cuma-cuma.
Semoga risalah-risalah ini bermanfaat dan amalan beliau dicatat sebagai amalan yang ikhlas.
Sumber Artikel : Muslim.or.id
Penulis / Disalin Oleh : MUSHOLA NURUL IMAN
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini