Related categories: Syiah/ Rofidhoh, bantahan, kolom khawarij. Tandai permalink.
Transcribed : 12 Agust 2014 M
Dunia lagi dihebohkan dengan berita-berita tentang kekejaman ISIS, sebuah gerakan berhaluan Teroris Khawarij yang telah memproklamasikan diri sebagai negara di Iraq dan Syam. ISIS mengkafirkan kaum muslimin dan membantai dengan cara yang sangat kejam dan sadis.
Apa hubungannya antara ISIS dengan Syi’ah? Adakah hubunganya dengan Salafi?
Kenyataan berbicara, ISIS dan Iran adalah pendukung rezim Syi’ah Suriah yang membantai Salafi. Tidak heran, ulama besar Salafi, ahli hadits kota suci Madinah, Asy-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr hafizhahullah memperingatkan dengan keras bahaya kelompok ISIS ini. Beliau berkata,
“Selang beberapa waktu
terjadi peperangan di Suriah antara pemerintah dan para penentangnya, masuklah
sekelompok orang dari ISIS ini ke Suriah, bukan untuk memerangi pemerintah, akan
tetapi memerangi Ahlus Sunnah (Salafi) yang menentang pemerintah[1] dan membunuh
Ahlus Sunnah (Salafi) dengan cara yang sangat kejam, dan telah masyhur cara
membunuh mereka terhadap orang yang ingin mereka bunuh, dengan menggunakan
pisau-pisau yang merupakan cara terjelek dan tersadis dalam membunuh manusia.” [Risalah
Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah]
Beliau juga meminta para
pengikut ISIS untuk bertaubat kepada Allah ta’ala dan mencela mereka dengan
celaan yang pedas serta memperingatkan para pemuda Islam agar tidak ikut-ikutan
dengan mereka. Beliau berkata,
“Termasuk kebaikan (yang kami nasihatkan) untuk kelompok (ISIS) ini, hendaklah mereka sadar diri dan kembali kepada kebenaran, sebelum daulah mereka hilang terbawa angin seperti daulah-daulah lain yang semisalnya di berbagai masa.
Dan sangat disayangkan, fitnah (bencana) khilafah khayalan yang lahir beberapa waktu yang lalu ini, diterima oleh anak-anak muda yang bodoh di negeri Al-Haramain, mereka menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan terhadap khilafah khayalan ini layaknya kebahagiaan orang yang haus terhadap minuman, dan diantara mereka ada yang berkhayal telah membai’at khalifah majhul ini! Bagaimana mungkin diharapkan kebaikan dari orang-orang yang tersesat dengan ajaran takfir (pengkafiran terhadap kaum muslimin) dan pembunuhan dengan cara yang paling kejam dan sadis…?!
Wajib atas para pemuda tersebut untuk melepaskan diri dari ikut-ikutan di belakang para provokator (ISIS), dan hendaklah dalam setiap tindakan mereka kembali kepada dalil yang datang dari Allah ‘azza wa jalla dan dari Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam, karena padanya ada keterjagaan, keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Dan hendaklah mereka kembali merujuk kepada para ulama yang menasihati mereka dan menasihati kaum muslimin.” [Risalah Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah]
Walhamdulillaah, risalah beliau secara lengkap telah kami terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia (baca:http://sofyanruray.info/seruan-ulama-besar-arab-saudi-terkait-isis/), dengan harapan kaum muslimin secara umum, baik pemerintah maupun masyarakat, dan kaum Salafi, Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Indonesia mendapatkan bimbingan ulama dalam menghadapi fitnah (bencana) ISIS ini.
Dari keterangan ulama di atas jelaslah, benang merahnya antara ISIS dan dua rezim Syi’ah terbesar saat ini, yaitu Suriah dan Iran, mereka memiliki hubungan yang sangat dekat, bekerja sama dalam melakukan kejahatan terhadap umat manusia, dan fakta-fakta di lapangan membuktikan hal itu.
Tetapi sungguh sangat aneh, salah seorang tokoh Syi’ah di negeri ini berusaha memutarbalikkan fakta, mereka menuduh bahwa ISIS memiliki hubungan dengan Salafi, dan bahwa ajaran mereka sama, yaitu tauhid. Tapi demikianlah Syi’ah, kalau tidak berdusta bukan Syi’ah namanya. Bahkan taqiyyah, berbohong adalah ajaran prinsip dalam Syi’ah.
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah, padahal anak SD pun tahu, tauhid adalah landasan keyakinan setiap muslim, karena tauhid maknanya mengesakan Allah dalam ibadah, tidak mempersekutukan-Nya.
Oleh karena itu kalimat Laa ilaaha illallah, kalimat dzikir teragung, semboyan setiap muslim, dinamakan: Kalimat Tauhid, karena makna kalimat tersebut adalah memurnikan ibadah hanya kepada Allah yang satu saja dan mengingkari penyembahan kepada selain-Nya (baca: http://sofyanruray.info/penting-syahadat-laa-ilaaha-illallah-makna-rukun-syarat-dan-kesalahan-kesalahan-dalam-penafsirannya/).
Bagaimana bisa seorang yang mengaku muslim mencela tauhid…?!
Padahal tauhid adalah sebab meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebaliknya, lawan dari tauhid, yaitu syirik, adalah sebab kebinasaan dunia dan akhirat (baca: http://sofyanruray.info/peringatan-dari-bahaya-syirik-1/).
Namun tidak terlalu aneh sebetulnya apabila tokoh Syi’ah mencela ajaran tauhid, karena Syi’ah memang berbeda dengan Islam, Syi’ah mengajarkan syirik, Islam mengajarkan tauhid.
Sebagai contoh, dalam kitab Syi’ah diajarkan bahwa imam mereka mengetahui perkara ghaib sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala, disebutkan dalam kitab Syi’ah yang masyhur berjudul Bihaarul Anwaar (26/27) karya Al-Majlisi, tokoh besar Syi’ah,
عن أبي عبد الله قال: والله لقد أعطينا علم الأولين والآخرين. فقيل له: أعندك علم الغيب؟ فقال له: ويحك! إني لأعلم ما في أصلاب الرجال وأرحام النساء
“Dari Abu Abdillah (diklaim sebagai imam Syi’ah), ia berkata: Demi Allah kami telah diberikan ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang yang terakhir. Maka dikatakan kepadanya: Apakah engkau memiliki ilmu ghaib? Maka ia berkata: Celaka engkau, tentu saja aku mengetahui apa yang ada di sulbi kaum lelaki dan di rahim para wanita.”
Padahal Allah ta’ala berfirman,
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.” [An-Naml: 65]
Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir-nya:
يقول تعالى آمرًا رسوله صلى الله عليه وسلم أن يقول معلمًا لجميع الخلق: أنه لا يعلم أحد من أهل السموات والأرض الغيب. وقوله: { إِلا اللَّهَ } استثناء منقطع، أي: لا يعلم أحد ذلك إلا الله، عز وجل، فإنه المنفرد بذلك وحده، لا شريك له، كما قال: { وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ } الآية [الأنعام: 59]، وقال: { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ } [لقمان: 34]، والآيات في هذا كثيرة
“Allah ta’ala berfirman seraya memerintahkan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk mengajarkan kepada seluruh makhluk, bahwasannya tidak ada satupun penduduk langit dan bumi yang mengetahui perkara ghaib. Dan firman Allah ta’ala, “(Tidak ada penduduk langit dan bumi yang mengetahui perkara ghaib) keuali Allah” adalah sebuah pengecualian yang terputus, yaitu bermakna: Tidak ada satupun yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah ‘azza wa jalla, sesungguhnya Dia esa dalam perkara ilmu tentang yang ghaib, tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri” [Al-An’am: 59]
Dan juga firman-Nya,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Luqman: 34]
Dan ayat-ayat tentang ini masih banyak.” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/207]
Ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh bahwa orang-orang Syi’ah memang tidak bertauhid, mereka menyekutukan Allah ta’ala. Inilah kesesatan Syi’ah terbesar yang harus diwaspadai.
Dan juga diantara bahaya Syi’ah yang harus diwaspadai oleh pemerintah dan umat Islam adalah kesamaan antara Syi’ah dan ISIS dalam beberapa perkara, diantaranya:
1) Pengkafiran Kaum Muslimin, termasuk Pemerintah dan Rakyatnya
Sudah dimaklumi bahwa ISIS dan kaum Khawarij secara umum menganggap kafir orang-orang di luar kelompok mereka, yang tidak berbaiat kepada mereka atau yang mereka anggap tidak berhukum dengan hukum Allah (tentang pengkafiran versi Khawarij ini insya Allah akan kami bahas dalam artikel tersendiri). Bagaimana dengan Syi’ah?
Jawabnya sama, Syi’ah juga mengkafirkan kaum muslimin selain mereka, bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka mengkafirkan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, generasi terbaik umat Islam, apalagi generasi setelahnya?!
Perhatikanlah penukilan tentang pengkafiran Syi’ah dari kitab-kitab mereka berikut ini. Para penulis Syi’ah seperti Ath-Thusi dalam Rijal Al-Kasyi (1/26), Al-Majlisi dalam Bihaarul Anwaar (22/333) dan Al-Kulaini dalam Al-Kafi (2/244, 441) menukil (secara dusta) dari Abu Ja’far Al-Baqir (beliau dianggap oleh Syi’ah sebagai imam yang kelima) bahwa ia berkata,
ارتد الناس إلا ثلاثة نفر: سلمان وأبو ذر والمقداد
“Manusia (para sahabat) telah murtad kecuali tiga orang (sahabat): Salman, Abu Dzar dan Al-Miqdad.”
Orang-orang Syi’ah mengkafirkan seluruh kaum muslimin yang tidak beriman dengan imam-imam (dua belas) mereka. Penulis Syi’ah, Yusuf Al-Bahrani berkata dalam bukunya Al-Hadaaiq An-Nazhirah fi Ahkaamil ‘Itrah Ath-Thahiroh hal. 136,
وليت شعري أي فرق بين من كفر بالله سبحانه وتعالى ورسوله، وبين من كفر بالأئمة عليهم السلام؟
“Aduhai, apa bedanya antara orang yang kafir kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya dengan orang yang mengingkari para imam ‘alaihimussalaam?”
Dan sebelumnya telah dinukil oleh Al-Majlisi dalam Bihaarul Anwaar (23/390),
اتفقت الإمامية على أن من أنكر إمامة أحد من الأئمة وجحد ما أوجبه الله تعالى له من فروض الطاعة فهو كافر ضال مستحق للخلود في النار
“Syi’ah Imamiyah (yang mengimani 12 imam) telah sepakat bahwa siapa yang mengingkari keimaman salah seorang imam Syi’ah dan menentang apa yang telah Allah wajibkan (menurut Syi’ah) untuk mentaati para imam maka ia kafir, sesat, pasti kekal di neraka.”
2) ISIS Mengkafirkan dan Men-Thogut-kan Pemerintah, Syi’ah Juga Demikian
Tokoh Syi’ah, Al-Kulaini dalam Al-Kafi (1/67) meriwayatkan dengan “sanad”nya dari Umar bin Hanzhalah, ia berkata:
سألت أبا عبد الله عن رجلين من أصحابنا بينهما منازعة في دين أو ميراث تحاكما إلي السلطان وإلي القضاء أيحل ذلك؟ قال: من تحاكم إليهم بحق أو باطل فإنما تحاكما إلي الطاغوت ومايحكم له فإنما يأخذ سحتا وإن كان حقا ثابتا له لأنه أخذه بحكم الطاغوت
“Aku bertanya kepada Abu Abdillah tentang dua orang sahabat kami yang berselisih dalam masalah hutang dan warisan, mereka berdua berhukum kepada pemerintah dan peradilan, apakah itu halal? Ia berkata: Barang siapa berhukum kepada mereka dengan kebenaran ataupun kebatilan maka ia telah berhukum kepada thagut. Dan apa saja yang dihukumi oleh penguasa baginya maka hakikatnya adalah kecurangan meskipun itu adalah memang haknya, karena ia telah mengambil hukum thagut.”
3) Pemimpin Revolusi Syi’ah Iran, Khomeini Membenarkan Ajaran Pengkafiran dan Pen-Thogut-an terhadap Penguasa
Khomeini berkata dalam bukunya Al-Hukumah Al-Islamiyah (Pemerintahan Islam) hal. 74,
الإمام نفسه ينهى عن الرجوع إلي السلاطين وقضاتهم ويعتبر الرجوع إليهم رجوعا إلي الطاغوت
“Imam kita tersebut melarang untuk berhukum kepada para penguasa dan peradilan mereka, dan menganggap berhukum kepada mereka sama dengan berhukum kepada thagut.”
4) Pemberontakan dan Pembunuhan
Akal-akalan pengkafiran inilah yang menipu para pengikut mereka untuk mau mengangkat senjata menjatuhkan pemerintah yang sah dan membantai kaum muslimin yang telah dianggap kafir dan tidak mau mendukung mereka, inilah yang dulu terjadi di Iran (Revolusi Khomeini) dan saat ini di Iraq dan Syam (Revolusi ISIS). Haruskah kita menunggu terjadi di Indonesia…?!
Itu sudah merupakan konsekuensi, setelah pengkafiran, maka yang dianggap kafir harus dibunuh, inilah ideologi mereka. Perhatikan nukilan dari kitab Syi’ah yang berjudul ‘Ilalusy Syaroi’ Ash-Shoduq hal. 326, bahwa dikatakan kepada Abu Abdillah,
ما تقول في قتل الناصب، قال: حلال الدم لكني أتقي عليك فإن قدرت أن تقلب عليه حائطا أو تغرقه في ماء لكيلا يشهد به عليك فافعل
“Apa pendapatmu tentang membunuh pembenci ahlul bait (menurut Syi’ah, pen)? Ia berkata: Halal darahnya (boleh dibunuh), akan tetapi aku mengkhawatirkanmu, maka jika engkau mampu untuk meruntuhkan tembok padanya atau menenggelamkannya di air agar ia tidak melihatmu, lakukanlah.”
5) ISIS Telah Melakukan Pemberontakan dan Pembunuhan di Masa Ini, Syi’ah Pun Demikian
Berapa banyak darah kaum muslimin di Suriah telah ditumpahkan oleh koalisi ISIS dan Syi’ah (Rezim Iran, Rezim Suriah dan Hizbullah Lebanon). Berapa banyak nyawa Ahlus Sunnah telah melayang di Iran sejak revolusi Syi’ah Khomeini. Dan memang penumpasan sudah menjadi ciri khas Syi’ah dari masa ke masa, bahkan merreka berencana untuk menghancurkan kakbah sejak dulu.
Cucu Khomeini yang bernama Ahmad Al-Khomeini, pernah membongkar kejahatan kakeknya sendiri secara tidak sengaja dalam wawancara dengan koran Az-Zaman yang terbit di Iraq, no. 1623, tahun 2003. Ahmad Al-Khomeini menuturkan,
كان هناك قرار إيراني سري بتهيئة الأجواء لإيقاف الحرب، ولهذا الغرض تم التخطيط لعدد من الإجراءات لصرف الأنظار وتوجيهها بعيدا عن العراق والحرب، فعمدوا إلي إرسال مواد متفجرة إلى السعودية، وإلى مكة المكرمة تحديدا (نحو خمسمائة كيلو غرام من هذه المواد) بإخفائها في حقائب الحجاج من دون علمهم في كل حقيبة نصف كيلوغرام (TNT) وذلك لتفجير دار الحجاج الإيرانيين في مكة المكرمة
“Iran telah merencanakan misi rahasia untuk menyiapkan situasi yang tepat dalam menghentikan peperangan (dengan Iraq), dan untuk rencana ini, telah dimatangkan beberapa operasi untuk mengalihkan perhatian dan mengarahkannya jauh dari Iraq dan perang, maka mereka sengaja mengirim bahan-bahan peledak ke Saudi Arabia, khususnya ke Makkah Al-Mukarromah, diantaranya terdapat sekitar 500 kg bahan peledak, dengan menyembunyikannya pada koper-koper jama’ah haji tanpa mereka ketahui, pada setiap koper terdapat ½ kg TNT untuk meledakkan perkemahan jamaah haji Iran di Makkah Al-Mukarramah.”[2]
Innaa illaahi wa innaa ilaihi rooji’un, inilah ajaran Syi’ah yang sesungguhnya. Oleh karena itu ulama Salaf dahulu menganggap semua ahlul bid’ah adalah pemberontak.
Imam Abu Qilabah rahimahullah berkata,
ما ابتدع قوم بدعة إلا استحلوا فيها السيف
“Tidaklah satu kaum berbuat bid’ah (mengada-ada dalam agama) kecuali mereka akan menghalalkan pedang dalam kebid’ahan itu.” [Asy-Syari’ah lil Aajurri: 203]
Imam Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah menganggap ahlul bid’ah seluruhnya adalah Khawarij (pemberontak) dan beliau berkata,
إن الخوارج اختلفوا في الاسم، واجتمعوا على السيف
“Sesungguhnya kaum Khawarij (pemberontak) itu berbeda-beda namanya, namun bersatu di atas pedang.” [Syarhus Sunnah lil Baghawi, 10/233]
Inilah diantara kesamaan ISIS dan Syi’ah, inilah cita-cita mereka, menguasai suatu negeri, meski dengan cara kekerasan.
[1] Menentang pemerintah muslim hukumnya adalah haram, namun yang terjadi di Suriah adalah Ahlus Sunnah mempertahankan diri dari serangan pemerintah Basyar Asad yang berideologi Syi’ah yang kufur dan syirik
[2] Dari web Difa’ anis Sunnah
Rewritten by : Rachmat Machmud end Republished by : Redaction Duta Asri Palem 3
| |
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini