Home » , » Bermanfaatnya Ilmu Bukan Diukur Dengan Jumlah Pengikut

Bermanfaatnya Ilmu Bukan Diukur Dengan Jumlah Pengikut

Written By Rachmat.M.Flimban on Kamis, 17 Juli 2014 | Kamis, Juli 17, 2014

Related categories : Akhlaq dan Nasehat, dakwah, Ilmu, pengikut, ulama, ustadz

Transcribed : 16 Jul 2014

Ilmu yang bermanfaat adalah: ilmu yang diamalkan oleh pemiliknya, sehingga keadaannya berubah menjadi lebih baik. Semakin banyak ilmunya yang diamalkan, semakin banyak pula ilmunya yang bermanfaat.

Sehingga bukanlah syarat bermanfaatnya ilmu seseorang; dia harus diikuti oleh banyak orang. Oleh karenanya, ada seorang Nabi yang tanpa pengikut sama sekali, dan itu bukan berarti ilmu Nabi tersebut tidak bermanfaat. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda:

عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ

Telah diperlihatkan kepadaku umat-umat, maka ada seorang Nabi dan yang ikut bersamanya satu kelompok kecil, ada seorang Nabi dan yang ikut bersamanya (hanya) SATU DUA orang, dan ada juga seorang Nabi (tapi) TIDAK bersamanya seorang pengikutpun“. (HR. Bukhori: 5752, dan Muslim: 374)

Intinya, janganlah risau jika hanya ada sedikit orang yang mendengar Anda. Tetaplah berpegang-teguh dengan kebenaran dan terapkanlah dalam hidup Anda. Dengan begitu Ilmu Anda menjadi bermanfaat. Dari sini kita juga bisa memahami, bahwa manfaatnya ilmu seseorang bisa untuk dirinya sendiri, dan bisa juga untuk orang lain.

Wallohu a’lam.

Sources of articles by : Muslim.Or.Id and authors by : Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.

Rewritten by : Rachmat Machmud  end Republished by : Redaction Duta Asri Palem 3

Kembali Keatas

|
Print Friendly and PDFPrint Article
Share this article :

2 komentar:

  1. Hal itu bagi seorang Nabi yang sudah jelas statusnya namun permasalahannya ada ulama yang pengikutnya sedikit karena mereka menyempal keluar (kharaja) dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham)

    Mayoritas kaum muslim pada masa generasi Salafush Sholeh adalah orang-orang mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yakni para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in

    Sedangkan pada masa sekarang mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) adalah bagi siapa saja yang mengikuti para ulama yang sholeh yang mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan mengikuti Imam Mazhab yang empat.

    Allah ta’ala berfirman yang artinya

    “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui” (QS Fush shilat [41]:3)

    “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [QS. an-Nahl : 43]

    Al Qur’an adalah kitab petunjuk namun kaum muslim membutuhkan seorang penunjuk.

    Al Qur’an tidak akan dipahami dengan benar tanpa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai seorang penunjuk

    Firman Allah ta’ala yang artinya “Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran“. (QS Al A’raf [7]:43)

    Secara berjenjang, penunjuk para Sahabat adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Penunjuk para Tabi’in adalah para Sahabat. penunjuk para Tabi’ut Tabi’in adalah para Tabi’in dan penunjuk kaum muslim sampai akhir zaman adalah Imam Mazhab yang empat.

    BalasHapus
  2. Marilah kita mengikuti sunnah Rasulullah untuk menghindari firqah-firqah yang menyempal keluar (kharaja) dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham) yang disebut juga dengan khawarij. Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij (bentuk isim fail) artinya yang keluar.

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan (menyempal), maka ia menyeleweng (menyempal) ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).

    Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari rahimahullah yang menyatakan: “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa jama’ah adalah as-sawadul a’zham (mayoritas kaum muslim)“

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim).” (HR.Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)

    BalasHapus

= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini

Total Tayangan Halaman

Translate to your language


Negara Pengunjung

Flag Counter

KALENDER HIJRIYAH



 
Support : Link Palem 3 | Al Islam | 4 Muslim
Copyright © 2013. Mushola Nurul Iman - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
-->