Home » , , » Ketika Patung Sapi Samiri Dimusnahkan

Ketika Patung Sapi Samiri Dimusnahkan

Written By Rachmat.M.Flimban on Rabu, 23 Juli 2014 | Rabu, Juli 23, 2014

Category  : Aqidah, keramat, kuburan, Nabi Musa, patung berhala, samiri, Syirik, tabarruk, tawassul

Menghancurkan sesuatu yang dapat menghantarkan kepada kesyirikan atau peribadatan kepada selain Allah merupakan sunnah para Nabi sejak dahulu. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Nabi Musa terhadap patung sapi Samiri. Perhatikanlah firman Allah di dalam Al-Qur’an ketika menceritakan kisah tersebut kepada Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا

(Nabi Musa berkata:) ‘dan lihatlah tuhanmu itu (patung sapi Samiri) yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan)’” (Qs. Thaaha: 97)

Nabi Musa ‘alaihi -s salaam membakarnya dan membuang abunya ke sungai.

Bagi orang-orang pemerhati “benda-benda bersejarah”, “barang-barang antik”, “situs-situs taarikhiyyah“, atau “benda-benda keramat” tentu akan sangat menyayangkan sekali jika patung sapi ajaib Saamiri itu diperlakukan sebegitunya. Sayang seribu kali sayang, keinginan mereka agar hal yang seperti itu tetap dipertahankan bertolak belakang dengan sunnah para Rasul yang mulia, ‘alaihimush shalaatu was salaam.

Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun melakukan sunnah saudaranya para nabi sebelum beliau. Tidak ada satu pun tempat-tempat yang di sana terdapat peribadatan kepada selain Allah atau pemujaan terhadap orang-orang yang shalih yang sudah wafat seperti Laat, Manaat, dan yang lainnya, melainkan diperintahkan untuk dihancurkan dan diratakan dengan tanah.

Padahal situs-situs tersebut merupakan tempat orang-orang shalih dikuburkan atau tempat di mana ketika hidupnya orang shalih tersebut melakukan ibadah atau amal shalih. Namun tatkala sepeninggalnya tempat-tempat tersebut justru menjadi penyebab ternodanya tauhid, maka tempat tersebut harus “dikalahkan” demi terjaganya kemurnian tauhid.

Dengan demikian, jelaslah siapa yang mengikuti sunnah para Rasul dengan yang tidak. Walillaahil hamd.


Publisher of the article by :Muslim.Or.Id

Rewritten by : Rachmat Machmud  end Republished by : Redaction

Kembali Keatas

Print Friendly and PDFPrint Article
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini

Total Tayangan Halaman

Translate to your language


Negara Pengunjung

Flag Counter

KALENDER HIJRIYAH



 
Support : Link Palem 3 | Al Islam | 4 Muslim
Copyright © 2013. Mushola Nurul Iman - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger
-->