27/03/2014
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ يَا اَللهُ بِأَنَّكَ الْوَاحِدُ اْلأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu. Ya Allah, dengan bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan Yang Maha Esa, Mahatunggal yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia, aku mohon kepada-Mu agar mengampuni dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang”[1]
Shahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Mihjan bin Al-Arda’ Radhiyallahu Anhu.
Ungkapan بِأَنَّكَ ‘bahwa Engkau’. Huruf ‘ba’ adalah untuk menunjukkan sababiyah. Sehingga dengan kata lain, dengan sebab bahwa Engkau adalah Esa.
Ungkapan الْوَاحِدُ اْلأَحَدُ ‘Yang Maha Esa Mahatunggal’. Tiada perbedaan antara satu dan esa, dengan kata lain, satu oknum yang tiada tandingannya. Lafazh ini tidak disebutkan untuk seseorang dalam penetapan melainkan hanya kepada Allah Ta’ala, karena Dia adalah Dzat Yang Maha Sempurna dalam semua sifat dan perbuatan-nya.
Ungkapan الصَّمَدُ ‘yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu’. Yaitu, yang bergantung kepada-Nya dalam semua hajat. Dengan kata lain, dimaksudkan bahwa karena Dia Mahakuasa untuk memenuhinya. Az-Zajjaj Rahimahullah berkata, “Ash-Shamad adalah seorang tuan yang berakhir kepadanya segala macam kemuliaan. Sehingga tiada tuan di atas-Nya.” Dikatakan, “Dzat Yang tidak membutuhkan kepada seorang pun. Dan kepada-Nya segala sesuatu membutuhkan.” Dikatakan pula, “Dia adalah Dzat Yang tidak memiliki perut” Asy-Sya’bi Rahimahullah berkata, “Dia adalah Dzat yang tidak makan dan tidak minum.”
Ungkapan الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ ‘Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan’, dengan kata lain, Dia tidak memiliki anak dan tidak memiliki bapak dan tidak pula memiliki istri.
Ungkapan كُفُوًا ‘yang setara dengan Dia’, dengan kata lain, penyama, sekutu, dan setara.[]
Disalin dari Syarh Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah Jakarta, Hal. 211-213.
[1] Ditakhrij An-Nasa’i dengan lafazh darinya (3/52); Ahmad, (4/238) dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih An-Nasa’i, (1/280).
Publisher of the article by : Doandzikir.wordpress.com
Rewritten by : Rachmat Machmud end Republished by : Redaction
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini