Bertepuk Tangan Merupakan Perbuatan Jahiliyah
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apakah bertepuk tangan dalam
suatu acara atau pesta diperbolehkan, ataukah itu termasuk pebuatan makruh?
Jawaban
Bertepuk tangan dalam suatu pesta merupakan perbuatan jahiliyah, dan setidaknya
perbuatan itu adalah perbuatan yang makruh. Tetapi secara jelas dalil-dalil yang
terdapat dalam al-Qur'an menunjukkan bahwa hal itu adalah perbuatan yang
diharamkan dalam agama Islam; karena kaum muslimin dilarang mengikuti ataupun
menyerupai perbuatan orang-orang kafir. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah
berfirman tentang sifat orang-orang kafir penduduk Makkah,
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً
"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan." [Al-Anfal: 35]
Para ulama berkata, "Al-Muka' mengandung pengertian bersiul, sedangkan At-Tashdiyah mengandung pengertian bertepuk tangan. Adapun perbuatan yang disunnahkan bagi kaum muslimin adalah jika mereka melihat atau mendengar sesuatu yang membuat mereka takjub, hendaklah mereka mengucapkan Subhanallah atau Allahu Akbar sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam .
Bertepuk tangan hanya disyariatkan khusus bagi kaum wanita ketika mendapatkan seorang imam melakukan suatu kesalahan di dalam shalat saat mereka melaksanakan shalat berjamaah bersama kaum pria, maka kaum wanita disyariatkan untuk mengingatkan kesalahan imam dengan cara bertepuk tangan, sedangkan kaum pria memperingatkannya dengan cara bertasbih (mengucap kata Subhanallah) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam . Maka jelaslah bahwa bertepuk tangan bagi kaum pria merupakan penyerupaan terhadap perbuatan orang-orang kafir dan perbuatan wanita, sehingga bertepuk tangan dalam suatu pesta -baik kaum pria maupun wanita- adalah dilarang menurut syariat. Semoga Allah memberi petunjuk.
[Fatawa Mu'ashirah, hal. 67, Syaikh Ibn Baz]
HUKUM BRTEPUK TANGAN DAN BERSIUL DALAM PESTA
Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Pertanyaan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa hukum bertepuk tangan dan
bersiul dalam suatu acara pesta , perayaan atau pertemuan.
Jawaban
Bertepuk tangan dan bersiul adalah perbuatan yang biasa dilakukan oleh golongan
selain muslim, maka dari itu, sudah menjadi keharusan bagi seorang muslim untuk
tidak mengikuti perbuatan mereka, melainkan bila ia kagum akan sesuatu, maka
hendaklah bertakbir atau bertasbih dengan menyebut nama Allah. Takbir itu tidak
pula dilakukan secara bersama-sama sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian
orang, melainkan cukup dengan bertakbir atau bertasbih di dalam diri. Adapun
tasbih ataupun takbir yang diucapkan secara bersama-sama, saya belum pernah
mendapatkan sumber yang menyebutkan tentang hal itu.
[As'ilah Muhimmah, hal. 28, Syaikh Muhammad bin Utsaimin]
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masail Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Albalad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]
Publisher of the article by : Almanhaj.Or.Id
Rewritten by : Rachmat Machmud end Republished by : Redaction
Print Article
0 komentar:
Posting Komentar
= > Silakan Berkomentar Sesuai Tema Diatas
=> Berkomentar Dengan Link Hidup Tidak Akan di Publish
=> Dilarang Berkomentar SPAM
=> Tinggalkan Komentar Sangat Penting Untuk Kemajuan Blok ini